Indonesia saat ini berpotensi besar menjadi pemain utama dunia dalam industri baterai electric vehicle (kendaraan listrik/EV). Hal ini dikarenakan, hasil biji nikel sebagai salah satu bahan baku untuk pembuatan baterai tersebut sangat melimpah.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis kinerja ekspor pada Februari 2021 mengalami kontraksi akibat permintaan terhadap Minyak dan Gas Bumi (Migas) menurun. Tercatat nilai ekspor Februari 2021 turun tipis sebesar 0,19 persen menjadi USD15,27 miliar.
Sebanyak 2.500 tenaga kerja asing (TKA) akan diserap oleh PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP). Jumlah TKA itu semuanya berasal dari China yang akan diserap hingga akhir 2021.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada awal pekan. IHSG ditutup melemah 0,53% ke posisi 6.324,26 pada penutupan sesi II perdagangan, Senin (15/3/2021).
Indonesia dinilai bisa menjadi produsen utama komponen baterai dan kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara. Ke depan, kendaraan listrik atau electric vehicles (EV) bakal mendominasi pasar moda transportasi.
Harga nikel pada perdagangan hari kamis (11/3) lalu mengalami kenaikan 2,41% setelah sempat mengalami pelemahan dua pekan terakhir, tren pelemahan tersebut terjadi sejak akhir Februari hingga awal Maret.