Dua saham emiten produsen nikel di tanah air, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masih berseri di akhir perdagangan hari ini. Mengutip RTI, saham ANTM ditutup menguat 6,28% ke level Rp 1.110 per saham. Harga saham INCO menguat 3,63% ke level Rp 4.280 per saham
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kolaka memberikan apresiasi kepada PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) atas pemaparan progres yang mereka lakukan saat ini dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Gedung DPRD Kolaka, Rabu (21/10/2020)
Produksi nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) meningkat di sepanjang kuartal III-2020. CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Nicolas Kanter mengatakan, INCO telah memproduksi 19.477 metrik ton (MT) nikel dalam matte sepanjang triwulan ketiga tahun 2020
Wartsila akan memasok pembangkit listrik berkapasitas 128 megawatt yang dibangun PT Freeport Indonesia di Amamapare yang merupakan pelabuhan dan lokasi pengolahan tambang Freeport di Papua
Sejumlah harga saham emiten penambang logam mineral belakangan ini menggeliat ditopang berbagai sentimen. Di antaranya pemulihan ekonomi China serta rencana pemerintah membentuk perusahaan holding di bisnis baterai listrik.
Pulihnya ekonomi China mendorong peningkatan impor timah rafinasi. Walaupun begitu, harga ASP Timah masih memberikan tekanan bagi penjualan emiten TINS
Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mampu mengubah peta produsen nikel olahan di Indonesia hanya dalam kurun waktu 4 tahun. Sejak tahun 2018, IMIP menyalip PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang menguasai produksi nikel olahan di tanah air.