Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menegaskan, peningkatan nilai tambah tembaga melalui proses hilirisasi harus memberikan manfaat yang besar bagi negara dan masyarakat Indonesia. Hal ini bisa dicapai melalui keseimbangan pola pikir finansial antara pemerintah dengan korporasi
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bakal terlibat dalam proyek electric vehicle (EV) Battery Indonesia bersama dengan dua perusahaan pelat merah lainnya. Rencananya dalam proyek tersebut, Antam akan mengambil bagian sebagai penambang dan pengolahan nikel sulfat
Produk-produk pertambangan semakin dibutuhkan seiring dengan perkembangan teknologi yang memerlukan semakin banyak produk pertambangan, seperti tembaga, nikel, dan perak. Peningkatan kebutuhan produk pertambangan ini pun terkait dengan perubahan peradaban dan gaya hidup
PT Freeport Indonesia (PTFI) turut menanggapi rencana pengembangan bekas tambang emas perusahaan di Blok Wabu, Provinsi Papua. Pengembangan tersebut akan dilakukan oleh holding pertambangan BUMN yaitu Mind Id lewat anak usahanya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memiliki rencana untuk membangun smelter nikel dengan metode High Pressure Acid Leach (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Hilirisasi tembaga di Indonesia terlihat tidak begitu berkembang bila dibandingkan dengan komoditas mineral lain seperti nikel yang sejak beberapa tahun terakhir sejumlah smelter nikel mulai beroperasi.
Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID) atau Inalum optimis BUMN bisa menjalankan bisnis rantai pasokan baterai untuk kendaraan listrik, terlebih karena holding BUMN pertambangan ini telah menguasai 30% dari cadangan nikel nasional. Hal itu diungkapkan Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak dalam diskusi bersama wartawan pada Kamis (15/10/2020)