Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang akhir pekan ini berpotensi mengalami tekanan. Tekanan jual masih membayangi IHSG disertai penurunan bursa saham Wall Street pada perdagangan sebelumnya
Kita tahu bahwa Pemerintah Indonesia mendukung inisiatif program mobil listrik dan sejenisnya, dan kali ini ini datang sebuah kejutan berupa pengumuman bahwa Indonesia akan mulai mengembangkan dan memproduksi baterai untuk mobil listrik. Yap, betul, kalian tidak salah dengar. Indonesia sebentar lagi akan membuat baterai untuk mobil listrik, tapi bagaimana ini semua bisa terjadi? Yuk kita bahas.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum ada rumus untuk mendorong investasi di tengah pandemi. Dia mengatakan tidak ada satu negara pun yang siap menghadapi kondisi seperti saat ini
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan nilai ekspor baja (stainless steel) dari kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, pada 2021 ditargetkan mencapai US$ 13-15 miliar atau setara Rp 222 triliun (asumsi kurs Rp 14.800 per US$), naik dari perkiraan tahun ini sebesar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 148 triliun (asumsi kurs Rp 14.800 per US$). Hal ini diungkapkan Luhut dalam acara Sarasehan Virtual 100 Ekonom bertema "Transformasi Ekonomi Indonesia Menuju Negara Maju dan Berdaya Saing" yang ditayangkan CNBC Indonesia, Selasa (15/09/2020)
Kementerian Perindustrian mendorong pengembangan industri hulu baja dalam negeri. Keberadaan industri hulu baja ini memiliki dampak berantai (multiplier effect) yang besar bagi pembangunan ekonomi Indonesia
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan pada 2024 Indonesia sudah bisa memproduksi baterai lithium tipe teranyar 811. Luhut mengatakan, Indonesia telah menandatangani kerja sama investasi pengembangan baterai litium dengan LG Chem dan CATL yang merupakan perusahaan asal Korea Selatan dan Tiongkok, yang memproduksi baterai untuk kendaraan listrik