India memasuki masa lockdown selama 21 hari untuk meredam penyebaran pandemi corona. Negara yang berpopulasi 1,3 miliar jiwa itu mulai melakukan lockdown pada Selasa (24/3). Lalu, bagaimana dampaknya terhadap bisnis pertambangan mineral dan batubara (minerba) Indonesia?
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengungkapkan terjadi penurunan sistem beban kelistrikan sejumlah wilayah pasca anjuran bekerja dari rumah digalakkan akibat pandemi corona
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang mineral PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang positif sepanjang tahun lalu. Hal ini tak lepas dari kinerja mentereng di segmen bisnis tambang emas.
Tahun lalu, MDKA meraih kenaikan pendapatan sebesar 36,8% (yoy) menjadi US$ 402,03 juta. Laba bersih perusahaan juga meningkat 34,98% (yoy) menjadi US$ 70,82 juta.
Corporate Secretary MDKA Adi Ariansyah Sjoekri menilai, kinerja keuangan ciamik MDKA di tahun lalu dipengaruhi oleh hasil penjualan emas yang mencapai 219.000 oz. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 19,02% (yoy) dibandingkan realisasi di tahun sebelumnya sebesar 184.000 oz.
Dari sisi produksi, tahun lalu emiten ini mampu menghasilkan 223.042 oz emas atau tumbuh 33,15% (yoy) dibandingkan produksi di 2018 sebesar 167.506 oz. “Produksi emas di tahun 2019 melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 180.000 oz-200.000 oz,” ujar Adi, Kamis (26/3).
Untuk tahun ini, MDKA menargetkan produksi emas yang lebih rendah dari realisasi tahun lalu yakni sebesar 165.000 oz-185.000 oz dengan biaya pendukung tetap atau all sustaining cost di kisaran US$ 650 per oz-US$ 725 per oz.
Sayang, Adi tidak menjelaskan perihal penurunan target produksi emas MDKA di tahun ini. Yang pasti, MDKA akan memaksimalkan produksi emas di tahun ini dari fasilitas pertambangan di proyek Tujuh Bukit. Sementara itu, produksi tembaga MDKA pada tahun 2019 tercatat sebesar 16.777 ton. Hasil tersebut di bawah perkiraan produksi yang ditetapkan perusahaan yaitu 18.000 ton
Pandemi global coronavirus (Covid-19) menimbulkan dampak luas bagi perekonomian dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu yang paling nyata, nilai tukar dolar terhadap rupiah kian tergelincir ke level Rp16 ribu
Meluasnya corona virus (Covid-19) berdampak pada semua bidang, termasuk pertambangan batu bara. Ketua Umum Indonesian Mining & Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengatakan dampak dari Covid-19 ini secara umum menekan harga, juga volume ekspor belum bisa diproyeksi bakal ada kenaikan tajam.
Pada perdagangan Bursa Efek Indonesia ( BEI) hari ini, Kamis (26/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju kencang. Kepala riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, kenaikan IHSG akibat tajamnya penguatan Dow Jones Industrial Average (DJIA) sekitar 2.609 poin atau naik 14,03 persen selama dua hari kemarin
Perusahaan tambang mineral PT Aneka Tambang Tbk tetap memperhatikan sentimen-sentimen negatif yang bertebaran akhir-akhir ini, seperti pandemi virus corona dan pelemahan harga komoditas.