Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) membutuhkan pasokan listrik yang besar dalam kegiatan hilirisasi pertambangan mineral
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan tiga pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel bisa beroperasi tahun ini. Smelter ini masing-masing dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Bintang Smelter Indonesia, dan PT Wanatiara Persada. Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yunus Saefulhak mengatakan smelter Antam sebenarnya ditargetkan beroperasi Juli 2019
Indonesian Mining Association menilai penyerapan produk logam setengah jadi hasil pengolahan dan pemurnian dari smelter oleh industri hilir di Indonesia masih rendah
Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin mengusulkan empat hal untuk mendukung program hilirisasi tambang yang dicanangkan pemerintah. Usulan pertama adalah mengenai kebijakan dan dukungan pemerintah untuk hilirasasi tambang ini
Komisi VII DPR RI menggelar rapat dengar pendapat atau RDP dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Holding BUMN Tambang, PT Inalum, dan Indonesian Mining Assosiation atau IMA
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Bambang Gatot mengungkap cadangan komoditas tambang dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR, Senin (8/7/2019)
PT Wanatiara Persada menargetkan bisa mengoperasikan smelter pengolah nikel pada Desember 2019. Smelter yang berlokasi di Pulau Obi, Maluku Utara itu memiliki kapasitas output hingga 260.000 ton feronikel dengan kadar nikel 15%
Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) berharap Indeks Nikel Indonesia (INI) bisa mendongkrak harga jual bijih nikel dalam negeri yang jauh berada di bawah harga patokan mineral (HPM).