a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News Update
Smelter Feronikel Ceria Nugraha Indotama Mulai Dibangun
Smelter Feronikel Ceria Nugraha Indotama Mulai Dibangun
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin serta Gubernur Sultra Ali Mazi melakukan groundbreaking smelter feronikel (FeNi) PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sabtu (15/6/2019)
PT CNI Bangun Smelter Feronikel Senilai Rp 14,5 Triliun di Kolaka
Wakil ESDM, Arcandra Tahar, bersama Menpan RB, Syafruddin serta Gubernur Sultra Ali Mazi melakukan groundbreaking fasilitas pemurnian atau smelter feronikel PT CNI (Ceria Nugraha Indotama) di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sabtu (15/6/2019)
Amman Mineral Mulai Konstruksi Smelter di 2020
Amman Mineral Mulai Konstruksi Smelter di 2020
PT Amman Mineral akan mulai melakukan konstruksi pabrik pengolahan atau smelter di Sumbawa Barat pada pertengahan 2020 mendatang
Amman Mineral Fokus Penambangan Terakhir di Batu Hijau
PT Amman Mineral Nusa Tenggara menyatakan sedang fokus mengarap fase tujuh wilayah kerja pertambangan Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat. Fase tujuh merupakan t‎ahapan terakhir penambangan
Kemajuan Pembangunan Smelter Amman Mineral Baru 13,6 Persen
PT Amman Mineral Nusa Tenggara menyatakan kemajuan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Sumbawa Barat baru mencapai 13,6 persen. Perusahaan tersebut yakin dapat menyelesaikan proyek sesuai target
PTPP Garap Proyek Smelter Senilai Rp 145 Triliun
PTPP Garap Proyek Smelter Senilai Rp 14,5 Triliun
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) telah melakukan penandatanganan kontrak pembangunan pabrik peleburan (smelter) berteknologi Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF). Pembangunan itu dilakukan bekerjasama dengan PT Ceria Nugraha Indotama (CNI)
ESDM Evaluasi Pengajuan Freeport Indonesia untuk Penambahan Kuota Ekspor Konsentrat
JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengevaluasi pengajuan penambahan kuota ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia.

PT Freeport Indonesia sebelumnya telah mengajukan penambahan kuota ekspor konsentrat lantaran masih ada konsentrat yang tersisa di gudang penyimpanan (stockpile) dari hasil produksi tahun lalu. Namun demikian, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM sedang mengevaluasi permintaan perusahaan yang kini 51,2% sahamnya dimiliki PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). “Lagi dievaluasi,” ujar Dirjen Minerba Bambang Gatot Ariyono di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6).

Direktur Pengusahaan dan Pembinaan Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Yunus Saefulhak sebelumnya menegaskan, kalaupun Freeport Indonesia ingin mengajukan penambahan kuota eskpor konsentrat maka perusahaan harus mengubah Rencana Kerja dan Anggaran Biayanya (RKAB).

Menurut Yunus, PT Freeport Indonesia tidak mungkin meningkatkan kapasitasnya, sebab masih tahap persiapan development perubahan dari surface miningke total underground.

Untuk diketahui, PT Freeport Indonesia mendapatkan kuota ekspor pada Februari lalu hanya sebanyak 198.282 ton konsentrat. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan kuota pada tahun sebelumnya yang mencapai 1,25 juta ton konsentrat.

Produksi PT Freeport Indonesia pada tahun ini memang akan turun signifikan seiring dengan selesainya penambangan di tambang terbuka Grasberg dan beralih sepenuhnya ke tambang bawah tanah. PT Freeport Indonesia memperkirakan produksi bijih pada tahun ini aka berada kisaran 100.000 ton per hari, turun dibandingkan kondisi normal di kisaran 180.000 ton per hari.

Hingga kuartal I/2019, produksi bijih PT Freeport Indonesia masih berada di level 150.500 ton per hari. Namun, rata-rata tersebut akan turun setelah tambang terbuka berhenti berproduksi pada pertengahan tahun ini.

Berdasarkan proyeksi dari Freeport-McMoRan inc., produksi bijih pada tahun ini akan berada pada level 114.000 ton per hari. Rendahnya produksi tersebut akan berlanjut hingga 2020 dengan 100.000 ton bijih per hari dan baru mulai naik pada 2021.
15 Perbankan Siap Biayai Pembangunan Smelter Freeport
15 Perbankan Siap Biayai Pembangunan Smelter Freeport
Guna membiayai pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter), saat ini PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah menjajaki pinjaman dari perbankan