Melalui kawasan industri Morowali, investasi pun terus menunjukkan peningkatan, dari tahun 2017 sebesar USD3,4 miliar menjadi USD5 miliar di tahun 2018. “Jumlah penyerapan tenaga kerja di sana terbilang sangat besar hingga 30 ribu orang,” imbuhnya.
Izin ekspor konsentrat untuk PT Freeport Indonesia sudah habis sejak 15 Februari 2019 lalu, begitupun dengan izin ekspor konsentrat PT Amman Mineral. Namun, sampai saat ini, pemerintah masih melakukan evaluasi terkait izin ekspor dua perusahaan tersebut
PT Gorontalo Minerals, perusahaan patungan (joint venture/JV) antara PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), memulai ekspansi tambang emas dan tembaga. Setelah meraih izin kegiatan operasi produksi, Gorontalo Minerals berencana merampungkan fase konstruksi pada akhir 2021 atau awal 2022.
Setelah mendapatkan izin operasi produksi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, PT Gorontalo Minerals memastikan bahwa tambang tembaga dan emasnya akan mulai berproduksi selambat-lambatnya pada semester pertama 2022
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempersilakan PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) untuk melakukan aksi korporasi guna mengubah struktur pemegang sahamnya sebelum jatuh tempo kewajiban divestasinya pada Juli 2020.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih menunggu hasil verifikasi progres pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mengevaluasi permohonan rekomendasi surat persetujuan ekspor (SPE) konsentrat tembaga
PT Central Omega Resources Tbk sedang membutuhkan banyak duit. Untuk membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian konsentrat alias smelter feronikel tahap II di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, mereka memerlukan anggaran hingga US$ 500 juta