Presiden Joko Widodo terus mendorong pengembangan kawasan industri, terutama di luar Pulau Jawa untuk mengakselerasi pemerataan pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sentris
PT Vale Indonesia Tbk Sorowako berencana akan bangun smelter di wilayah kontrak kerja di Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah dalam waktu dekat ini. Namun, PT Vale menegaskan bahwa membangun smelter itu tidak mudah dan butuh teknologi dan safety serta keselamatan kerja yang berstandar internasional
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan PT Antam (Persero) Tbk saat ini tengah memperebutkan blok tambang nikel seluas 1.896 hektare di Bahodopi Utara, Kabupaten Morowali
PT Vale Indonesia sebagai pemegang Kontrak Karya (KK) yang akan berakhir pada tahun 2025 nanti, akan kembali melakukan divestasi saham 20 persen kepada Pemerintah Indonesia pada Oktober 2019
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) meminta Pemerintah Pusat menyerahkan pengelolaan tambang nikel seluas 1.896 hektare (ha) di Bahodopi Utara, Kabupaten Morowali kepada PT Pembangunan Sulteng, perusahaan daerah yang dikelola Pemprov Sulteng. Blok tambang tak terurus tersebut sebelumnya merupakan wilayah pengelolaan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan status Kontrak Karya dalam periode 1968-2015
TEROBOSAN PLN dalam menjamin pasokan listrik bagi kebutuhan industri dan bisnis di Sulawesi. PLN menjalin perjanjian transaksi listrik dengan 13 investor yang berinvestasi di Sulawesi, salah satunya PT Ceria Nugraha Indotama (Cerindo), perusahaan tambang yang kini membangun smelter nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Terobosan Perusahaan Listrik Negara PT (PLN) dalam menjamin pasokan listrik industri dan bisnis di Sulawesi, terutama untuk kebutuhan pengolahan dan pemurnian mineral (smelter), disambut baik para investor