Batubara menjadi komoditas tambang yang pergerakan hargnya moncer sepanjang tahun ini. Mengutip data Bloomberg, harga batubara berada di level ICE Newcastle untuk kontrak September 2021 berada di level US$ 148,60 per ton pada perdagangan Rabu (4/8).
Mantan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan menuju perbaikan kelas perekonomian Indonesia sebelum 2045, perubahan paradigma sangat diperlukan, termasuk memperbaiki sektor manufaktur. Akan tetapi, perubahan paradigma tersebut harus tetap berada dengan transformasi ekonomi.
Sekertaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey merasa keberatan atas kondisi pasar nikel domestik yang dinilai dimonopoli oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pasalnya, Antam menguasai pasokan bijih nikel ke sejumlah smelter di dalam negeri. Sehingga dampaknya dikhawatirkan bakal mengancam keberlangsungan penambang skala kecil.
Indonesia disebut sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, yakni mencapai 21 juta ton. Angka ini mengungguli Australia yang diperkirakan memiliki cadangan nikel sebesar 19 juta ton, Brasil 11 juta ton, dan Rusia 7,6 juta ton.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan pendapatan per kapita Indonesia bisa disalip Filipina dan Vietnam.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) merealisasikan produksi batubara pada semester I 2021 sebesar 13,27 juta ton. Menurut perhitungan Kontan.co.id, realisasi produksi PTBA di 6 bulan tahun ini mencapai sekitar 44,23% dari target.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) adalah BUMN yang menargetkan total produksi bijih nikel sebesar 8,44 juta wet metric ton (wmt) pada tahun ini, naik 77% dari realisasi produksi bijih nikel unaudited tahun lalu sebesar 4,76 juta wmt.