Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dikabarkan mengusulkan pembatasan pembangunan smelter nikel baru kelas dua yakni untuk feronikel (FeNi) dan Nickel Pig Iron (NPI).
Pabrik baterai sel (battery cell) bagi kendaraan atau mobil listrik di Indonesia akan mulai beroperasi dan berproduksi pada 2023. Pabrik tersebut baru dibangun pada akhir Juli 2021.
Harita Group melalui anak usahanya, PT Halmahera Persada Lygend, sudah resmi mengoperasikan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Pabrik pengelolaan bahan baku baterai kendaraan listrik Lithium-Ion atau smelter nikel High Pressure Acid Leach (HPAL) pertama di Indonesia resmi beroperasi di Maluku Utara Rabu, 23 Juli 2021. Smelter yang memproduksi campuran padatan hidroksida dari nikel dan kobalt (Mixed Hydroxide Precipitate/MHP) itu berlokasi di Kawasi, Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dikabarkan mengusulkan agar pembangunan smelter nikel kelas 2 yakni untuk feronikel (FeNi) dan Nickel Pig Iron (NPI) dibatasi.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berencana membangun dua fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) baru, yakni proyek smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara dan smelter feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dikabarkan mengusulkan agar pembangunan smelter nikel kelas dua yakni smelter feronikel (FeNi) dan Nickel Pig Iron (NPI) dibatasi.