Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sampai dengan tahun 2024 mendatang akan ada 53 fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) beroperasi, di mana 30 di antaranya merupakan smelter nikel.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan agar pembangunan smelter nikel kelas dua berupa smelter feronikel (FeNi) dan Nickel Pig Iron (NPI) dibatasi. Salah satu alasannya adalah permasalahan nilai tambah.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sudah menandatangani perjanjian kerahasiaan alias non disclosure agreement (NDA) dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada bulan Mei 2021 untuk memasok listrik ke dua smelter INCO. Padahal sebelumnya dikabarkan INCO sudah membuka lelang untuk proyek pembangkit yang diikuti konsorsium Medco, Golar, dan Tripatra.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah tengah mendorong hilirisasi sumber daya alam (SDA) sehingga bisa menciptakan nilai tambah pada produk ekspor.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pembangunan pabrik baterai kendaraan bermotor listrik PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Konsorsium LG, bukan hanya dongeng belaka. Bahkan ia menyatakan pabrik yang akan dibangun di Kota Deltamas, Karawang, Jawa Barat tersebut siap untuk mulai masuk tahap awal pada Juli 2021 mendatang.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana memasok listrik untuk dua smelter milik PT Vale Indonesia (JK:INCO) yang akan dibangun di Sulawesi. Kabarnya, perusahaan milik negara tersebut telah berdiskusi dengan pihak INCO untuk melakukan penjajakan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, produksi nikel Indonesia mencapai sebanyak 21 juta ton setahun. Jumlah itu sekaligus menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia dalam bentuk Nickel Pig Iron (NPI).