Saham-saham emiten tambang nikel kompak melesat di zona penguatan pada pagi ini, Jumat (28/5/2021). Penguatan ini terjadi seiring kenaikan harga nikel dalam sepekan terakhir.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yakin Indonesia memiliki cadangan nikel untuk menjadi pemain kunci di industri baterai listrik. Apalagi saat ini, fokus Indonesia melakukan hilirisasi agar mempunyai nilai tambah dibanding ekspor bahan mentah.
Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengatakan IMI telah mengembangkan motor listrik Bike Smart Elektrik (BS Elektrik). Adapun 70% komponennya diproduksi di dalam negeri dengan melibatkan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berharap bisa memperoleh dana sebesar US$ 100-110 juta dari hasil penerbitan waran pada Oktober tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai eksplorasi tambang emas dan tembaga di Gorontalo.
PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) melalui anak usahanya PT Samator Gas Industri (SGI) telah menandatangani kontrak kerja sama berjangka waktu 12 tahun dengan PT Timah Tbk (TINS)
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan keputusan investasi akhir (Final Investment Decision/ FID) untuk kedua proyek smelter barunya akan dilakukan pada tahun depan atau 2022.
Perusahaan asal Tiongkok, Zhejiang Huayou Cobalt Co tertarik untuk berinvestasi membangun smelter nikel dan kobalt di Indonesia senilai US$ 2,08 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. Perusahaan ini akan bermitra dengan produsen baterai kendaraan listrik, juga asal Tiongkok, EVE Energy.