a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

2018, Pasar Nikel Diprediksi Melesat Naik

2018, Pasar Nikel Diprediksi Melesat Naik
Jakarta, TAMBANG – Era kendaraan listrik semakin dekat, hampir seluruh negara berkembang dan maju mulai menggalakan penggunaan kendaraan listrik. Tentu hal ini akan berdampak pada industri nikel. Sebab, nikel merupakan bahan baku paling populer untuk pembuatan baterai listrik.

“Dalam jangka panjang, kebutuhan nikel akan terus berkembang, utamanya untuk batrai,” Ungkap Chief Executive Officer (CEO) Zhejiang Lygend Investment Co. Ltd, Cai Jianyong saat pemaparan di acara ‘Smelter and Energy Conference’, di Jakarta, Kamis (15/3).

Pengusaha asal Cina itu sudah lama berkecimpung di dunia tambang Indonesia. Sejak tahun 2000, pihaknya mengimpor nikel dari Indonesia. Bahkan dia juga pernah memborong hampir seluruh nikel yang diproduksi oleh satu perusahaan di Indonesia.

“Kami bisa beli dengan harga bagus, hampir semua kapasitas nikel di situ kami borong,” papar Cia Jianyong

Gairah itu muncul karena Cai Jianyong menilai, baterai lithium atau baterai yang bisa diisi ulang, akan menjadi komoditi yang sangat besar, termasuk di Indonesia. Apalagi, Indonesia sudah mencanangkan kendaraan listrik di tahun 2025.

Pihaknya menargetkan bisa mengimpor dari Indonesia sebanyak 60 ribu ton nikel per tahun. Untuk itu, Cai Jianyong berani berinvestasi di lokasi-lokasi yang memiliki potensi nikel. Sejauh ini, Cai Jianyong sudah berinvestasi di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Sebagai informasi, perusahaan baterai lithium nomor satu dunia, Panasonic telah mengumumkan bahwa mereka mulai produksi baterai lithium-ion secara massal untuk kebutuhan kendaraan hibrida dan kendaraan listrik lain di pabrik yang berlokasi di Dalian, China.

Pabrikan yang berbasis di kota Osaka, Jepang tersebut ingin sekali menjadi pamasok utama baterai mobil yang dijual di China.