Surabaya (beritajatim.com) – PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) membukukan kenaikan penjualan di atas 10 persen menjadi sebesar Rp 1,6 triliun. Kenaikan penjualan ini membuat AGII akan menambah capex atau modal kerja hingga Rp 300 miliar, yang akan digunakan untuk membangun filling station baru di Sumatera dan Indonesia Timur.
Perusahaan yang bergerak di bidang gas industri ini mengakui bahwa penghasilan terbanyak mereka masih disumbang dari penjualan ritel, yakni sebesar 32 persen. Baru kemudian disetor penjualan oksigen ke rumah sakit serta di posisi ketiga adalah industri makanan dan minuman.
“Bahkan yang terus naik saat ini permintaanya untuk pengolahan udang eksport yang ada di Jatim serta industri pengolahan nugget. Serta minuman dalam kemasan hingga smelter,” terang Budi Susanto, Direktur Sales & Operational PT AGII, usai menggelar Paparan Publik atau Public Expose untuk Tahun Buku 2019 di Ballroom 8, Hotel Novotel Samator, Surabaya Timur.
Menurut Rachmat Harsono, Presiden Direktur PT Aneka Gas Industri Tbk, secara fundamental kondisi AGII saat ini tetap solid dan AGII saat ini mengelola 44 plants serta 104 filling stations yang tersebar di 23 propinsi di Indonesia.
“Dengan kinerja yang baik ini kami harapkan di tahun 2020 mendatang keuntungan akan naik 5 persen dari laba saat ini. Salah satu upayanya dengan efesiensi dan digitalisasi,” jelas Rachmat Harsono.
Hal yang sama juga diamini oleh Imelda Harsono, Direktur Technology & Corporate Secretary AGII, dimana kedepan semua sistem kerja akan link dengan digitalisasi. Salah satunya pemasangan pelacak tabung silinder AGII sehingga semua tabung yang dimiliki bisa terpantau. “Upgrade SDM juga akan kami lakukan dengan menggunakan teknologi saat ini,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Dirut, Ferryawan Utomo mengungkapkan, penjualan mereka memang terus meningkat bahkan di tengah lesunya perekonomian Tanah Air. Tetapi kendala yang sering mereka hadapi adalah sulitnya membangun plant di luar Jawa. Karena listrik serung sekali byar pet. “Dalam pengirimanan lewat kapal juga sulit karena ada beberapa daerah yang tak ada rute kapalnya,” tandasnya. [rea/suf]