Akuisisi Mayoritas Saham Freeport Akan Tuntas dalam Hitungan Hari
JAKARTA, iNews.id - Penyelesaian transaksi pembelian saham mayoritas PT Freeport Indonesia (PTFI) oleh pemerintah akan dirampungkan pekan ini. Dengan demikian, kekayaan emas dan tembaga Papua akan kembali ke pangkuan NKRI dalam hitungan hari.
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Rizal Djalil mengatakan, BPK telah meminta meminta penyelesaian divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) dilakukan sesegera mungkin.
"Soal divestasi kan BPK meminta penyelesaian secepat mungkin. Akan dilakukan pemerintah dalam beberapa hari ke depan," kata dia di kantornya, Jakarta, Rabu (19/12/2018).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PTFI akan selesai dalam waktu dekat. Dia memastikan IUPK ini selesai sebelum tahun 2018 berakhir.
"Ya semoga selesai besok, kita akan beritahu selesainya besok," kata dia dalam kesempatan yang sama.
Jonan menyebut, proses akuisisi saham PTFI tinggal transaksi pembayaran saja. Berbagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh PTFI, termasuk untuk membangun smelter.
"KK jadi IUPK sudah oke. Transaksi tinggal menunggu penerbitan IPPKH (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan). Lalu penerimaan negara, kemarin Bu Ani (Menteri Keuangan) sudah selesai. Kepmen-nya mestinya hari ini dan besok paling lambat," ucap dia.
Mantan Direktur Utama PT KAI itu memastikan kontrak PTFI di tambang Grasberg akan diperpanjang hingga 2x10 tahun ke depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undangn (UU) Nomor 4 tahun 2008 tentang Minerba.
"IUPK definitif akan berlaku hingga 2031 sedangkan untuk sepuluh tahun selanjutnya akan dievaluasi lagi. Lalu, lima tahun mereka mengajukan, kita review pembayaran pajak, pemenuhan lingkungan hidup, perpajakan prevailing. Tapi totalnya lebih besar. Angkanya nanti kita cantumkan di IUPK," tuturnya.
Terpisah, Direktur PT Inalum (Persero), Budi Gunadi Sadikin mengatakan, proses akuisisi saham PTFI mendekati tahap akhir. Nilai pembelian 51 persen saham PTFI mencapai 3,85 miliar dolar AS. "Semoga minggu ini", kata Budi, kepada Reuters.