a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Akuisisi Saham INCO, Inalum Kantongi Kredit Sindikasi dari Himbara

Akuisisi Saham INCO, Inalum Kantongi Kredit Sindikasi dari Himbara
Bisnis.com, JAKARTA – Induk Holding BUMN Pertambangan, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) telah mengantongi dana untuk mengakusisi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).

Direktur Pelaksana Inalum Oggy Achmad Kosasih mengatakan perusahaan yang bertransformasi menjadi MIND ID itu telah mengantongi dana untuk mengakuisi saham INCO. Dana tersebut diperoleh melalui sindikasi bank pelat merah (Himbara). Namun, Oggy belum dapat membeberkan nilai kredit yang diperoleh Inalum.


“Dana sudah ada dari sindikasi bank BUMN dan sudah tersedia [tinggal cairkan]. Ini sindikasi baru tapi nilai belum dapat disebutkan. Plafon sudah ada tapi masih belum bisa disclosed,” katanya di Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Sejauh ini, mayoritas saham INCO masih dimiliki oleh perusahaan induk di Kanada yakni Vale Canada Limited sebesar 58,73%, lalu Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. 20,09% dan publik 21,18%.


Ketika ditanya perihal kemungkinan INCO melakukan rights issue atau melepas saham treasury supaya Inalum bisa masuk, Oggy menjawab belum ada keputusan final terkait dengan teknis skema divestasi saham INCO.

Oggy menambahkan akusisi akan dilakukan secepat mungkin karena dana telah tersedia. Inalum, lanjutnya, akan menempatkan INCO bersamaan dengan ANTM karena keduanya memiliki tambang nikel.

Meskipun bukan sebagai pemilik mayoritas, Inalum optimistis portofolio anyarnya nanti akan dapat bersinergi dengan anak usaha tambang plat merah.

“Inalum ada banyak sinergi dan berjalan dengan baik seperti sekarang dengan Freeport. Meskipun minoritas tetap akan kami satukan,” sebutnya.

Inalum, lanjutnya, bersikukuh mencaplok INCO sebab perseroan mengoperasikan salah satu tambang dengan sumber daya strategis, yaitu nikel. Hal tersebut adalah tugas pertama Inalum sebagai induk holding pertambangan yang dimandatkan oleh Kementerian BUMN.

Selain itu, INCO dinilai memiliki prospek yang cerah sejalan dengan misi holding pertambangan yang dituntut untuk menguntungkan.

“Tujuan pertama kami adalah profitable dan kedua menjadi agen pembangunan. Kami jalankan yang pertama karena itu feasible,” katanya.

Lebih lanjut, Oggy mengatakan Inalum akan mencari tambang-tambang lain yang memiliki cadangan mineral strategis untuk diakuisisi setelah transaksi pembelian 20% saham INCO selesai.

“Ke depan akan banyak yang kami ambili, semua [tambang] dengan cadangan mineral strategis dan memiliki hajat atas hidup orang banyak,” ucapnya.