KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) masih membuka peluang bagi PT Freeport Indonesia untuk bergabung dalam pembangunan pabrik pemurnian tembaga atawa smelter di Pulau Sumbawa, yakni lewat PT Amman Mineral Industri (AMI).
Presiden Direktur AMNT Rachmat Makkasau mengatakan, saat ini, timnya tengah melakukan diskusi dengan PT Freeport untuk merealisasikan peluang kerja sama ini. PT Amman juga menyatakan tengah menyiapkan dua opsi pembangunan smelter. "Kami buat dua desain. Jadi, desain pertama dengan Freeport. Desain satunya kalau kami harus jalan sendiri," katanya, di Gedung DPR, Kamis (25/5).
Rencananya, smelter tersebut akan memiliki kapasitas pengolahan sekitar 2 juta ton hingga 2,6 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Hanya saja realisasi kapasitas produksi ini akan dilakukan secara bertahap. –– ADVERTISEMENT ––
Rachmat mengklaim tahap an awal pembangunan smelter sudah mereka lalui. Hingga Februari 2018, mereka sudah melakukan evaluasi dari verifikator independen. Hasilnya progres pembangunan fisik smelter baru sebesar 10,1%.
Selanjutnya, perusahaan ini menargetkan bisa menyelesaikan perincian desain atawa front end engineering design. Kalau tidak ada aral melintang, tahapan ini bakal kelar dalam sebulan ke depan.
Head of Corporate Communiction AMNT, Anita Avianty mengklaim hingga kini tidak ada hambatan berarti dalam pembangunan smelter. Proses pembangunan juga tetap berjalan sesuai rencana, misalnya tahapan perizinan. "Perizinannya banyak sekali, dari sisi teknologi, sehingga butuh proses cukup panjang," ungkapnya.
Selain membangun smelter, Amman, tengah melakukan eksplorasi tembaga dan emas di Blok Elang yang berjarak 60 kilo meter (km) dari Batu Hijau. Pada kegiatan ini, mereka akan mengebor sedalam 17.000 meter, di 50 titik.
Pengeboran ini dilakukan agar mengetahui lebih pasti jumlah cadangan tembaga pada blok tersebut. Berdasarkan perkiraan Blok Elang punya cadangan 13 miliar pon tembaga dan 19,5 juta ons emas. "Pengeboran lebih rapat agar mengetahui jumlah cadangan," tuturnya.