a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Aneka Tambang butuh pasokan listrik 75 MW untuk smelter feronikel di Halmahera Timur

Aneka Tambang butuh pasokan listrik 75 MW untuk smelter feronikel di Halmahera Timur
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih fokus menggarap sejumlah proyek strategis di bidang hilirisasi tambang, salah satunya proyek Smelter Feronikel di Halmahera Timur.

Senior Vice President Corporate Secretary ANTM Kunto Hendrapawoko menyampaikan, hingga Juni 2020, perkembangan proyek pembangunan smelter feronikel tersebut sudah mencapai 98%. Memang, saat ini smelter tersebut belum bisa dioperasikan lantaran belum mendapat pasokan listrik.



Kunto menyebut, kebutuhan listrik untuk smelter feronikel di Halmahera Timur berada di kisaran 75 megawatt (MW). “Saat ini Antam sedang menyediakan sumber daya listrik untuk kebutuhan aktivitas di smelter tersebut,” kata dia, hari ini (2/7).

Sebagai langkah konkret, manajemen ANTM sedang memproses kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) guna menyediakan tambahan daya listrik yang dibutuhkan seiring kemajuan konstruksi smelter di Halmahera Timur.

Dalam berita sebelumnya, Direktur Utama Mining Industrial Indonesia (MIND ID) Orias Petrus Moedak mengatakan, pihaknya sudah menugaskan direksi ANTM untuk mengurus pengadaan listrik di smelter tersebut dengan berkoordinasi bersama PLN. Ia bilang, jika PLN tidak bersedia menyuplai listrik untuk smelter feronikel di Halmahera Timur, maka ANTM mesti mencari mitra pengganti dari pihak ketiga.

Pengadaan pasokan listrik memang menjadi masalah bagi proyek smelter ini. Direktur Utama ANTM Dana Amin menjelaskan, proyek smelter Halmahera Timur sebenarnya sudah mulai digagas sejak tahun 2012 silam. Proyek ini terbagi menjadi dua bagian, yakni berupa proyek konstruksi smelter dan proyek pengadaan listrik untuk smelter tersebut.



Setelah melalui tender, proyek pengerjaan konstruksi smelter feronikel digarap oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sedangkan pengadaan listrik dikerjakan oleh konsorsium BGP.

“Sampai Juli 2019 proyek pengadaan listrik terhambat karena mereka (konsorsium) mengalami gangguan keuangan, sehingga akhirnya dibatalkan. Namun, konstruksi smelter tetap jalan,” papar dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (30/6) lalu.

Mengutip paparan MIND ID, Smelter Feronikel Halmahera Timur ditargetkan beroperasi pada tahun 2021 nanti. Kapasitas produksi feronikel di smelter ini tercatat sebesar 13.500 TNi. Adapun nilai investasi yang digelontorkan untuk smelter tersebut mencapai US$ 289 juta.