a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Anggota Komisi VI Ingin Pabrik Smelter Dibangun di Kawasan PG

Gresik (beritajatim.com) - Anggota Komisi VI DPR RI dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) H.Khilmi menginginkan pabrik smelter (pengelohan tembaga), yang bakal dibangun oleh PT Freeport Indonesia dibangun di kawasan pabrik PT Petrokimia Gresik (PG). Penegasan itu disampaikan saat dirinya menghadiri Rakorcab dan Silaturrahmi Partai Gerindra Gresik, Minggu (24/09/2017).

Menurut anggota DPR RI dari dapil Jawa Timur X itu mengatakan, alasan dipilihnya kawasan PG sebagai tempat pabrik smelter yang baru karena hasil sampingnya (asam sulfat) bisa dimanfaatkan untuk bahan pendukung produksi pupuk. Karena itu, dirinya sangat mendukung sekali jika proyek pembangunan smelter yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia tidak jauh-jauh dari kawasan pabrik PG. "Saya malah menginginkan dibangun di kawasan Petrokimia Gresik saja daripada di tempat lain," ujarnya.

Seperti diberitakan, PT Freeport Indonesia diwajibkan membangun pabrik smelter baru setelah pabrik afiliasi dari Freeport-McMoran Copper & Gold Inc itu mendapat izin perpanjangan kontrak karya dari pemerintah Indonesia. Semula ada dua tempat yang akan dijadikan untuk pengembangan pabrik smelter baru. Yakni, di Java Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE), dan kawasan PT Petrokimia Gresik.

"Kalau di kawasan PG untuk memudahkan saja. Sebab, kalau di tempat lain ada imbas cost-nya karena harus didistribusikan melalui pipa besar dan melalui area publik," tutur Khilmi.

Sebelumnya, Dirut PT Petrokimia Gresik, Nugroho Christijanto sangat mendukung sepenuhnya program pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional, khususnya melalui penyediaan pupuk bersubsidi yang bisa terbantu dengan kewajiban hilirisasi mineral tersebut.

"PG berkomitmen mendukung rencana pembangunan pabrik pengolahan mineral atau smelter Freeport Indonesia di kawasan industri yang kami kelolah. Pasalnya, hasil sampingan smelter, yaitu asam sulfat dapat kami gunakan sebagai bahan baku pupuk NPK," katanya.

Ia menambahkan, pada intinya perusahaannya siap menyerap asam sulfat hasil samping smelter Freeport. Dengan demikian, secara tidak langsung Freeport turut berperan dalam memperkuat kedaulatan pangan nasional. "Bagi kami menjadi masalah jika proyek smelter dibangun di kawasan industri kami," tandasnya.

PT Freeport Indonesia, rencananya pabrik smelter baru dengan memiliki kapasitas asam sulfat sebesar 2 juta ton per tahun. Sedangkan berdasarkan Perjanjian Sewa Tanah antara perusahaan PG dengan Freeport pada Juni 2015 lalu, PG akan menyediakan lahan seluas 80 hektare untuk proyek tersebut. [dny/kun]