Arifin Tasrif Targetkan Porsi EBT di Bauran Energi 2020 Capai 13,4 Persen
JAKARTA, iNews.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan kebijakan utama sektor energi dan mineral bertumpu pada perspektif transformasi ekonomi. Hal ini bertujuan untuk menjaga pertumbuhan yang berkualitas.
"Prioritas nasional utama adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas," ucap Arifin dalam keterangannya, Kamis (30/1/2020). BACA JUGA: Mantan Wamen ESDM Arcandra Tahar Jabat Komisaris Utama PGN
Beberapa program nasional yang akan dijalankan oleh Kementerian ESDM mengarah kepada pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri serta pemanfaatan energi lokal yang bersih. Salah satunya, menargetkan porsi energi terbarukan (EBT) dalam bauran energi mencapai 13,4 persen pada 2020.
Porsi ini akan mengalami peningkatan hingga 19,5 persen pada 2024. Bertahap pada 2021 mencapai 14,5 persen, 2022 mencapai 15,7 persen dan 2023 mencapai 17,9 persen. Arifin juga berharap berharap pada tahun ini, realisasi pembangkit EBT yang beroperasi bisa bertambah. BACA JUGA: Subsidi Elpji 3 Kg Dicabut, Menteri ESDM: Masih Dalam Pembahasan
"Kami menargetkan kapasitas pembangkit EBT pada tahun ini juga bisa bertambah menjadi 700 MW," ujar Arifin.
Secara rinci, Kementerian ESDM merancang penambahan tersebut di tahun ini yakni bertambah 700 megawatt (MW) menjadi 10.843 (MW). Selanjutnya kapasitas pembangkit listrik energi hijau ini akan naik 1.000 MW menjadi 11.843 MW pada 2021, terus bertambah menjadi 13.743 MW (2022), kemudian 15.543 MW (2023), dan mencapai 19.243 MW (2024).
Porsi EBT, kata Arifin, nantinya tak hanya dari pembangkit saja. Penggunaan biofuel untuk domestik juga menjadi salah satu pendongkrak kapasitas energi terbarukan. Pada tahun 2020 ini, porsi biofuel bisa menjadi 10 juta kilo liter (kl) dan ditargetkan meningkat secara berkala, yakni 10,2 juta kl (2021), 14,2 juta kl (2022), 14,6 juta kl (2023) dan 17,4 juta kl (2024).
Selain itu, pemerintah berharap ketahanan ekonomi nasional dapat diperkuat dari 52 smelter yang akan terbangun pada 2024, 64 persen alokasi pemanfaatan gas domestik serta pemanfaatan Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 182 juta ton dari total target produksi 628 juta ton pada tahun yang sama.
Salah satu komponen yang juga menjadi tumpuan adalah lifting minyak dan gas bumi (migas). Kementerian ESDM memproyeksikan selama lima tahun mendatang lifting migas berturut-turut merangkak naik, yakni 1.953 ribu barrels of oil equivalent per day (boepd) pada 2020, 1.984 ribu boepd (2021), 2.015 ribu boepd (2022), 2.036 boepd dan puncaknya 2.057 ribu boepd (20204. "Pada tahun 2024, lifting minyak sebesar 743 ribu bpd dan lifting gas sebesar 1.314 boepd," tutur Arifin.