BAHAS HARGA BIJI NIKEL, APNI AGENDAKAN BERTEMU PRESIDEN JOKOWI
Bagaimana tidak, dengan harga penjualan biji nikel saat ini yang hanya berada pada kisaran US$ 15/metrik ton dinilai masih belum menutupi biaya produksi yang mencapai US$17/metrik ton.
Menyikapi kegelisahan penambang tersebut, Asosiasi Peambang Nikel Indonesia (APNI) telah melakukan beberapa upaya dalam rangka perbaikan harga biji nikel.
“Kami pernah menggelar Focus Group Discusion (FGD) terkait upaya perbaikan harga nikel beberapa bulan lalu,” ujar Sekjen APNI Meidy Katrin Lengkey, Senin (5/8).
Meidy juga mengatakan bahwa dalam FGD tersebut pihaknya bekerjasama dengan Ditjen Minerba dan PT Indeks Komoditas Indonesia (IKI) mengundang seluruh stake holder seperti pemilik IUP, pemilik smelter, PLN dan juga Kementerian Perhubungan.
“Intinya dalam diskusi itu, kami ingin agar teman-teman penambang tidak terus-terusan merugi karena masih rendahnya harga nikel,” ujar Meidy lagi.
Lanjut Meidy, selain menggelar FGD pihaknya juga menyampaikan kerisauan para penambang tersebut kepada Komisi 7 DPR RI.
Meidy menambahkan, sebagai follow up dari dengar pendapat dengan Komisi 7 DPR RI dan FGD yang digelarnya beberapa waktu lalu itu, pihaknya dalam waktu dekat akan bertemu dengan Presiden Jokowi.
“Surat sudah kami sampaikan, tinggal menunggu perkenaan beliau,” jelas Meidy.