JAKARTA, investor.id – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis jumlah emiten baru tahun ini bisa menembus 60 perusahaan. Saat ini, sebanyak 22 perusahaan bersiap melaksanakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa 22 calon emiten baru tersebut sudah masuk pipeline. “Sudah ada 34 yang tercatat, kemudian di pipeline ada 22. Jadi, paling tidak sekitar 56 perusahaan,” kata dia di Jakarta, Senin (16/9).
Nyoman menegaskan, pihaknya juga sudah mengantongi empat nama calon emiten baru yang ingin menjadi perusahaan go public. Namun, empat perusahaan tersebut belum menyerahkan berkas. Selain itu, terdapat beberapa perusahaan lagi. “Laporannya keuangannya itu menggunakan sekitar bulan Juni, sehingga tenggat waktunya nanti harus sebelum Desember,” ujarnya.
Selama ini, BEI telah melakukan workshop go public ke daerah-daerah, seperti Yogyakarta, Medan, Makassar, Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Pihaknya mengharapkan hasil yang baik dari kegiatan workshop tersebut.
Sebagai informasi, pada 10 Oktober mendatang, PT Itama Ranoraya Tbk akan mencatatkan sahamnya di BEI. Perseroan menargetkan perolehan dana Rp 126 miliar hingga Rp 150 miliar dari IPO. Perseroan akan menggunakan 60% dana hasil IPO untuk mengembangkan pusat dan jejaring pemasaran secara bertahap di beberapa kota selama periode 2019-2020.
Direktur Itama Ranoraya Pratoto S Raharjo mengatakan, perseroan akan memperluas kapasitas gudang dan menambahkan jumlah transportasi untuk mengirimkan produk. “Biasanya kita mengirim barang melalui pihak ketiga. Setelah IPO, kami akan mengirim produk kami sendiri. Sebanyak Rp 28 miliar dari dana IPO untuk jaringan, dan tahun selanjutnya sebesar Rp 10 miliar,” tutur dia.
Selain menggunakan dana hasil IPO untuk pengembangan jaringan pemasaran, perseroan juga berencana akan menggunakan sebanyak 40% untuk memperkuat modal kerja perseroan.
Selain Itama Ranoraya, PT Trinitan Metals and Minerals juga akan mencatatkan sahamnya pada 4 Oktober 2019. Perseroan menargetkan perolehan dana sebesar Rp 90 miliar hingga Rp 100 miliar. Perseroan akan melepas sebanyak 333 juta saham atau setara 25% kepada publik. Harga IPO berkisar Rp 270 hingga Rp 300 per saham.
Direktur Trinitan Metals Widodo Sucipto mengatakan, sesuai rencana, sebanyak 76,28% dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal, yakni mengembangkan teknologi electrolysis menjadi hampir dua kali lipat dari kapasitas yang ada, peralatan seiring dengan pengembangan kegiatan usaha, serta penambahan area produksi di Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Kemudian, perseroan akan membangun smelter di Sulawesi. “Sebesar 23,72% akan digunakan untuk modal kerja,” jelas dia.
Direktur Utama Trinitan Metals Richard Tandiono mengatakan, perseroan ke depannya akan bergerak di bidang green smelter. “Kami ingin menjadi perusahaan industri yang mengolah bahan tambang, bukan berarti kita adalah perusahaan tambang. Tapi kami mau membangun smelter dengan teknologi yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu, kemarin, PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI) resmi listing di BEI. Selanjutnya, listing saham akan dilakukan oleh PT Telefast Indonesia Tbk (TFIN) pada Selasa (17/9) dan PT Gunung Raja Paksi Tbk pada Kamis (19/9)