a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Bamsoet Sebut Freeport Indonesia Bisa Hasilkan 1,8 Miliar Ton Emas

Bamsoet Sebut Freeport Indonesia Bisa Hasilkan 1,8 Miliar Ton Emas
jpnn.com, PAPUA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, PT Freeport Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh PT Inalum bisa menghasilkan emas dan tembaga sekitar 1,8 miliar ton. Menurut dia, produksi emas itu bisa menghasilkan sekitar Rp 2.500 triliun.

"Kami mendapat kejelasan tadi bahwa kandungan dan deposit tembaga dan emas freeport ini masih bisa ditambang sampai 2051 dengan deposit 1,8 miliar ton," kata Bamsoet di Bandara Mozes Kilangin, Timika, Papua, Rabu (4/3).

Oleh karena itu, menurut Bamsoet, langkah pemerintah mengambil alih saham PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen patut diapresiasi. Sebab, tambang tersebut punya prospek yang baik dari segi ekonomi.
Baca Juga:

Tak Takut dengan KKB di Papua, Bamsoet Tetap Menuju ke Kawasan Freeport

"1,8 miliar ton ekuivalen sama dengan kalau kurs ke dolar AS mungkin nilainya sudah 2.500 triliun," kata dia.

Meski demikian, kata Bamsoet, keuntungan itu hanya dikelola dalam satu gunung. Bamsoet memandang masih banyak gunung atau titik-titik lainnya di Papua yang bisa ditambang.

"Kekayaan Indonesia sangat luar biasa, itu baru di satu titik yang dikerjakan selama 40 tahun melibatkan awalnya dua negara, dan kemudian telah melewati perpanjangan dan kami berhasil memiliki saham 51 persen," kata dia.


Politikus Golkar ini mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang berhasil mendesak PT Freeport Indonesia untuk menguasai saham mayoritas tambang tersebut. Dengan memiliki saham mayoritas itu, Indonesia bisa mempengaruhi sistem pemanfaatan daripada tambang itu.

"Kalau sebelumnya hampir mayoritas di ekspor, maka sejak ditandatangani kemarin hanya boleh diekspor 200 ribu ton. Satu juta ton dalam setahun dikerjakan di smelter di Gresik. Itu manfaat atau nilai tambah yang didapat kita sebagai bangsa Indonesia," kata dia. (tan/jpnn)