Bangun PLTU, Krakatau Steel Siapkan Dana Rp 3,3 Triliun
Manajemen PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 1x150 megawatt (MW) dan coal fired boiler 2x80 MW. Dua proyek tersebut menelan dana sebesar Rp 3,3 trilun.
Dana ekspansi dua pembangkit listrik ini bakal bersumber kas internal dan pinjaman bank. Misalnya, sebanyak Rp 600 miliar dari total target rights issue Krakatau Steel akan dialokasikan untuk PLTU 1x150 MW.
Direktur Utama Krakatau Steel, Sukandar mengatakan, saat ini ekspansi PLTU 1x150 MW dalam persiapan proses tender kontraktor. Nilai investasinya sekitar Rp 2,3 triliun. PLTU itu akan dibangun di komplek Krakatau Industrial Estate Cilegon, Banten dan ditargetkan beroperasi pada 2019. “Sejumlah pabrik baja yang kita bangun saat ini akan beroperasi pada 2019, dan butuh pasokan listrik tambahan. Oleh karena itu kami bangun power plant sendiri,” jelas Sukandar, Jumat (26/8).
Dana ekspansi dua pembangkit listrik ini bakal bersumber kas internal dan pinjaman bank. Misalnya, sebanyak Rp 600 miliar dari total target rights issue Krakatau Steel akan dialokasikan untuk PLTU 1x150 MW. RUPSLB perseroan menyetujui aksi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp 1,8 triliun. Nilai itu terdiri atas penyertaan modal negara Rp 1,5 triliun, dan porsi penyerapan investor publik terhadap saham baru senilai Rp 375 miliar. Aksi rights issue bakal dieksekusi pada kuartal IV-2016.
Adapun mayoritas dana rights issue digunakan untuk ekspansi pabrik hot strip mill II. Pada 22 Agustus 2016, perseroan telah memulai pekerjaan pabrik senilai US$ 460 juta tersebut. Hot strip mill II memiliki kapasitas 1,5 juta ton baja lembar panas per tahun, sehingga dapat menambah kapasitas produksi perusahaan saat ini dari 2,4 juta ton menjadi 3,9 juta ton per tahun. Pabrik tersebut ditargetkan rampung pada awal 2019. (fd/vc/bs)