Bangun Pabrik Smelter Alumina, Antam-Inalum Rogoh Rp 12 T
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan induk usahanya PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum mengalokasikan dana hingga US$850 juta untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, Kalimantan Barat, yang akan dikelola anak usaha keduanya yakni PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).
Besaran dana belanja modal atau capex yang setara dengan Rp 12 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$) itu akan menjadi alokasi yang akan disediakan oleh Antam dan Inalum dengan persentase berbeda. Antam memiliki 40% saham BAI, sementara Inalum mayoritas 60%.
"Kami ada proyek bersama dengan Inalum, lewat anak usaha BAI. Capex-nya US$ 850 juta, proporsinya dengan Inalum. Sumber dana bisa nanti opsinya pinjaman," kata Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito kepada CNBC Indonesia, usai acara buka puasa bersama di Jakarta, Selasa malam (14/5/2019).
Lokasi pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery berada di Desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Pencanangan pembangunan proyek tersebut sudah dilakukan pada 4 April lalu.
Dimas mengatakan porsi Inalum lebih besar karena bahan alumina dibeli oleh Inalum, sementara Antam hanya menyediakan bauksit. Alumina atau biasa disebut dengan aluminium oksida diekstrak dari bauksit melalui penyulingan.
Dia berharap tahun ini BAI sudah bisa menunjuk mitra untuk EPC (Engineering, Procurement and Construction) dengan periode pembangunan smelter selama 2 tahun.
Saat ini, Indonesia diketahui memiliki cadangan bauksit terbesar keenam di dunia dan proyek tersebut, menurut manajemen Antam, dinilai akan mengurangi ekspor mineral mentah dan sekaligus ketergantungan impor untuk sumber bahan baku untuk produksi aluminium.
Dalam keterangan resmi Inalum, manajemen perseroan mengungkapkan pabrik pemurnian alumina ini merupakan bagian dari upaya melaksanakan salah satu mandat Holding Industri Pertambangan, yakni mendorong hilirisasi produk tambang.
Nantinya Inalum, yang memiliki satu-satunya pabrik pemurnian aluminium di Indonesia, akan mendapatkan pasokan alumina dari dalam negeri.
Bangun Pabrik Smelter Alumina, Antam-Inalum Rogoh Rp 12 TFoto: Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
"Penghematan yang dilakukan Inalum dapat mencapai US$200 juta," kata Direktur Utama Inalum Budi G. Sadikin.
"Selain akan mengurangi defisit transaksi berjalan dan memperkuat nilai tukar rupiah, proyek ini juga memiliki berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh semua pihak, khususnya masyarakat Kalimantan Barat," kata Budi.
Proyek pembangunan pabrik alumina ini dibangun di atas lahan seluas 288 hektare di tiga desa di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek pengolahan Smelter Grade Alumina ini akan memiliki kapasitas awal sebesar 1 juta ton alumina per tahun. Proyek ini juga akan dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara sebesar 3 x 25 Megawatt.
Proyek ini juga dinilai akan memicu roda perekonomian di Provinsi Kalimantan Barat dan khususnya di Kabupaten Mempawah dengan adanya potensi penambahan pendapatan daerah, penyediaan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung, serta program pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi proyek.