a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Belanja Modal Rp 3,3 T, Ini Sederet Rencana Antam di 2019

Belanja Modal Rp 3,3 T, Ini Sederet Rencana Antam di 2019
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Aneka Tambang (Antam) Tbk (ANTM) menganggarkan belanja modal Rp 3,3 triliun pada 2019. Sebagian besar belanja modal ini akan digunakan untuk pengembangan bisnis. Di antaranya adalah pembangunan proyek feronikel yang sedang dalam tahap penyelesaian.

Dengan pengembangan bisnis ini, Antam menargetkan kapasitas produksi tahun ini mencapai 27 ribu ton, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 24 ribu ton.



Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo menuturkan, di tahun ini, perusahaan akan melakukan sejumlah aksi korporasi. Ia menjabarkan, misalnya beberapa proyek yang diinisiasi, yakni pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnance di Halmahera Timur yang ditargetkan rampung tahun depan.

"Tahap pertama dibangun kapasitas 8.000 ton nikel, dan ultimately nanti akan capai sekitar 30.000 ton," ujar Arie dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (21/3/2019).

Lebih lanjut, ia mengatakan, proyek lain yang dikerjakan di tahun ini yakni proyek Smelter Grade Alumina, di Kalimantan Barat, yang rencananya akan memproduksi satu juta alumina.

"Targetnya 2022 baru bisa produksi karena membutuhkan waktu setidaknya 2-3 tahun untuk konstruksi smelter," tambah Arie.

Selain itu, ada juga proyek pembangunan pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH). Proyek ini telah berjalan dan direncanakan konstruksi pabrik Feronikel Haltim (Line 1) selesai pada Semester Pertama tahun ini, dan nantinya sudah bisa masuk untuk pengerjaan Line 2 dan 3, sehingga bisa meningkatkan kapasitas di Tanjung Buli sampai 27.000 ton.

Sebagai informasi, dengan selesainya pabrik yang memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi ini, maka total kapasitas produksi feronikel Antam akan naik 50% dari sebesar 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi per tahun.

Tidak hanya itu, sebagai wujud sinergi BUMN, Antam bersama dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan nilai investasi sebesar US$ 350 juta atau sekitar Rp 4,90 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Perusahaan patungan ini dibentuk untuk membangun dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.

Arie menjelaskan, dengan kerja sama tersebut, diharapkan ke depannya, perusahaan akan lebih fokus pada pembuatan smelter, sementara untuk persoalan infrastrukturnya bisa dilakukan oleh PTBA, misalnya untuk pembangkit, atau dengan Pelindo untuk pelabuhan di Kalimantan Barat.

"Sehingga Antam bisa lebih mengoptimalkan pemanfaatan dari keuangan yang kami punya jadi fokus kepada smelter, sehingga bisa bangun lebih banyak smelter, dibandingkan ketika sebelumnya infrastruktur pun jadi beban Antam," pungkas Arie.