a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Bila Usulan Relaksasi Bijih Nikel Soal Harga, AP3I Sarankan Antam Tingkatkan Kemampuan Produksi

Bila Usulan Relaksasi Bijih Nikel Soal Harga, AP3I Sarankan Antam Tingkatkan Kemampuan Produksi
JAKARTA - PT Aneka Tambang (Antam) menyatakan bahwa secara teknis bijih nikel dengan kadar rendah di bawah 1,8 % bisa diolah di dalam negeri. Namun, saat ini belum ada smelter yang mau mengkonsumsi bijih nikel kadar rendah dengan harga yang wajar.

“Saat ini belum ada pabrik dalam negeri yang mau mengkonsumsi nikel kadar rendah dalam negeri dengan harga yang wajar yang memperhitungkan biaya penambangan yang wajar,” ujar Sekretaris Perusahaan Antam, Trenggono Sutioso, Jakarta, Rabu (12/10).

Bagi Antam,kata Trenggono, adalah bagaimana adanya konservasi cadangan bijih, pemanfaatan bijih pada seluruh kadar dan dukungan terhadap percepatan pembangunan pabrik smelter di Indonesia.

Pada prinsipnya, lanjut Trenggono, Antam sangat mendukung kebijakan hilirisasi yang telah tercantum di UU Minerba. Saat ini, kata dia, Antam telah menambang nikel kadar tinggi untuk kebutuhan smelter milik Antam dengan kapasitas 2,5 juta ton bijih nikel per tahun dan juga memulai memasok bijih nikel ke perusahaan lain di dalam negeri.

Dalam menambang kadar tinggi, lanjut Trenggono, juga tertambang bijih nikel kadar rendah yang terletak diatasnya dengan perbandingan volume yang sama antara kadar rendah dan kadar tinggi.

“Saat ini bijih kadar rendah tertambang belum dapat diolah secara ekonomis didalam negeri karena faktor biaya produksi dan harga nikel yang masih rendah, sehingga potensi bijih kadar rendah hanya sebagai waste yang harus dikelola sebagai faktor biaya,” ujarnya.

Menurutnya, apabila bijih nikel kadar rendah bisa dimanfaatkan untuk eksport atau konsumsi dalam negeri nantinya, maka akan dapat menciptakan pendapatan bagi begara berupa pajak badan, royalti dan bea keluar, juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan perusahaan, dan juga dapat menurunkan biaya produksi kadar tinggi karena dapat didistribusikan biaya juga pada nikel kadar rendah, yang bermuara pada harga bijih nikel di dalam negeri dapat ditekan lebih rendah.

“Antam saat ini sudah melakukan hilirisasi di emas, nikel dan bauksit, dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan dan pemasaran. Saat ini Antam juga sedang membangun smelter-smelter baru yang mendukung hilirisasi, tetap membutuhkan pendanaan yang besar, sehingga bila bijih nikel yang belum dapat diserap dalam negeri dapat dieksport, maka akan sangat membantu Antam dan juga perusahaan lain yang serius membangun hilirisasi,” tuturnya.

Sementara, Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Jonatan Handojo mengatakan apabila dasar usulan relaksasi tersebut lantaran persoalan harga, maka dia menyarankan agar perusahaan milik BUMN tersebut tidak memaksakan harga kepada pembeli.

“Harga kalau tidak cocok ya jangan memaksa pembeli dong. Makanya tingkatkan kemampuan produksi Antam agar dapat menggunakan sendiri hasil tambangnya,” pungkasnya.