Bursa ICDX Kembali Perdagangkan Timah Batangan Bangka Belitung
Bursa timah Indonesia Commudity Derefative Exchange (ICDX) kembali melakukan aktivitas transaksi timah batangan. Sebanyak 24 ton timah batangan milik PT Mitra Stania Prima (MSP) yang dipasarkan melalui ICDX, 17 November 2019 di ekspor melalui ICDX Logistic Berikat (ILB/PLB) kawasan Ketapang, Pangkalbalam.
Ekspor timah batangan milik PT MSP ini perdana, mengingat satu tahun lalu aktifitas transaksi timah batangan di ICDX sempat berhenti totat akibat salah satu smelter swasta tersangkut masalah hukum.
Sejumlah aturan yang mewajibakan timah batangan yang diekspor harus jelas asal barang dengan verifikasi oleh lembaga surveyor yang ditetapkan pemerintah dan kewajiban untuk menempatkan competent person dalam aktifitas penambangan. "Sudah bertransaksi kembali dan sudah diekspor 25 ton timah batangan milik PT MSP yang ditransaksi melalui ICDX," kata M Irham Kepala Perwakilan ICDX Bangka Belitung di Pangkalpinang, Senin (18/11/2019).
Untuk penyimpanan barang berupa timah batangan ICDX bekerjasama dengan PLB di Ketapang, Pangkalbalam. "ICDX mengunakan PLB untuk penyimpanan barang sehingga terjamin," ujar Irham.
Saat ini kata Irham baru satu anggota ICDX yakni PT MSP yang bertransaksi timah batangan karena sudah memenuhi seluruh aturan mulai dari penambangan hingga perdagangan.
"Mudah-mudahann dapat diikuti anggota ICDX yang lainnya," tukas Irham. Dari data di Pelabuhan Pangkalbalam ekspor timah murni batangan pada 17 November 2019, selain PT MSP sebanyak 25,142 MT ada dua smelter swasta lainnya yakni PT RBT sebanyak 225,981 metrik ton dan PT ACL sebanyak 100,902 MT. Keduanya menggunakan PT BGR sebagai tempat pengapalan barang. Total ekspor timah melalui Pangkalbalam, pada Minggu 17 November 2019 sebanyak 14 container dengan volume 351,306,00 MT.
Diketahui sejak September 2019, PT Timah Tbk tidak lagi menjadi satu-satunya eksportir timah batangan di Indonesia. Perusahaan BUMN sempat menjadi satu-satunya eksportir timah sejak Oktober 2018. Kemudian September 2019, PT Rafined Bank Tin (RBT) dan PT Artha Cipta Langgeng (ACL) sudah melakukan ekspor timahnya sebulan setelah peluncuran bursa timah berjangka Jakarta Futures Exchange (JFC).
Ekspor timah kedua perusahaan smelter swasta melalui bursa JFX September 2019 sebanyak 9.000 ton. Sementara itu, sampai 25 Oktober 2019, tercatat terjadi total transaksi pasar fisik timah sebanyak 3.224 lot dengan total nilai transaksi sebesar 261 juta dollar AS. Di bulan Agustus, terjadi transaksi sebanyak 915 lot atau 4.575 ton dengan nilai transaksi 73 juta dollar AS. Pada September mengalami kenaikan, dengan tercatat transaksi sebanyak 1.254 lot atau 6.270 ton senilai 105 juta dollar AS. Sedangkan di bulan Oktober, volume transaksi mencapai 1.055 lot dengan nilai transaksi sebesar 84 juta dollar AS.
Diperkirakan perdagangan timah batangan di Indonesia makin menggeliat dengan kembalinya ICDX melakukan transaksi timah batangan setekah setahun berhenti.