News
Cakra Mineral (CKRA) tahun depan fokus bangun smelter feronikel
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Cakra Mineral Tbk tahun depan masih fokus mengawal pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel di Sulawesi Tenggara.
Direktur dan Sekretaris Cakra Mineral, Dexter Sjarief Putra mengatakan proses pembangunan smelter ini sempat ditunda pada 2017 dan pihaknya mulai mendiskusikan kembali rencana pembangunan smelter feronikel pada 2018.
Ia menjelaskan emiten berkode saham CKRA ini juga masih menunggu izin pembangunan pabrik. "Kita terhambat di administrasi, kalau untuk mesinnya kita sudah siap dari 2016," ujarnya usai Paparan Publik CKRA, Jumat (28/12).
Ia menargetkan pembangunan smelter ini akan rampung pada kuartal keempat 2020. Dalam membangun smelter berkapasitas 48.000 metrik ton ini, CKRA menyiapkan dana US$ 68 juta.
Dalam berita Kontan.co.id sebelumnya, CKRA telah menandatangani nota kesepahaman memorandum of understanding dengan Zhe Jiang Baoli Mining Co. Ltd., dalam rangka kerja sama pembangunansmelterferonikel pada pertengahan 2014 silam.
Sementara itu, CKRA membatalkan rencana pembangunan smelter baja yang berlokasi di Aceh lantaran cadangan tidak mencukupi sehingga tidak feasible. "Selain itu teknologi harus menggunakan coking coal, sedangkan coking coal harganya naik terus dan harus kita dapatkan dari Kalimantan Tengah, akhirnya kita divestasikan," ujarnya.
Sementara untuk tahun depan, mereka juga berniat untuk menambah lini usaha di luar pertambangan. Ia bilang, meski nilai akuisisi tidak terlalu banyak, mereka berharap dari lini bisnis ini mampu menyumbang pendapatan untuk CKRA pada tahun depan.
Direktur dan Sekretaris Cakra Mineral, Dexter Sjarief Putra mengatakan proses pembangunan smelter ini sempat ditunda pada 2017 dan pihaknya mulai mendiskusikan kembali rencana pembangunan smelter feronikel pada 2018.
Ia menjelaskan emiten berkode saham CKRA ini juga masih menunggu izin pembangunan pabrik. "Kita terhambat di administrasi, kalau untuk mesinnya kita sudah siap dari 2016," ujarnya usai Paparan Publik CKRA, Jumat (28/12).
Ia menargetkan pembangunan smelter ini akan rampung pada kuartal keempat 2020. Dalam membangun smelter berkapasitas 48.000 metrik ton ini, CKRA menyiapkan dana US$ 68 juta.
Dalam berita Kontan.co.id sebelumnya, CKRA telah menandatangani nota kesepahaman memorandum of understanding dengan Zhe Jiang Baoli Mining Co. Ltd., dalam rangka kerja sama pembangunansmelterferonikel pada pertengahan 2014 silam.
Sementara itu, CKRA membatalkan rencana pembangunan smelter baja yang berlokasi di Aceh lantaran cadangan tidak mencukupi sehingga tidak feasible. "Selain itu teknologi harus menggunakan coking coal, sedangkan coking coal harganya naik terus dan harus kita dapatkan dari Kalimantan Tengah, akhirnya kita divestasikan," ujarnya.
Sementara untuk tahun depan, mereka juga berniat untuk menambah lini usaha di luar pertambangan. Ia bilang, meski nilai akuisisi tidak terlalu banyak, mereka berharap dari lini bisnis ini mampu menyumbang pendapatan untuk CKRA pada tahun depan.
