Cina Investasi US$ 10 miliar Bangun Pabrik Nickel di Halmahera Tengah
KORIDORZINE.COM, WEDA-Satu perusahaan Cina PT Indonesia Weda Bay Industri Park (IWIP) berinvestasi senilai US$ 10 miliar untuk membangun smelter nickel dan litium batrei listrik di kawasan industry pabrik Weda Bay Nickel (WBN) di kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Peletakan batu pertama pembangunan kawasan Industri Pabrik Weda Bay Nickel (WBN) dilakukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kamis (30/8). Proyek pembangunan smelter yang menyerap tenaga kerja sebanyak 30 ribu orang ini, diperkirakan dalam waktu dua tahun sudah mengekspor hasil tambang nickel dan litium batreu listrik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, ada empat kriteria investor berinvestasi di Indonesia yakni, industri harus ramah lingkungan, transfer teknologi bahwa litium batrei listrik dibuat dan gunakan tenaga kerja lokal. “US$ 10 miliar proyek ini dimulai dari Nickel dan Lithium,” kata Luhut usai peletakan batu pertama pembangunan smelter kawasan industry pabrik Weda Bay Nickel, Kamis (30/8).
Dikatakan, proses pembangunan awal dalam tiga tahun pertama akan didominasi tenaga kerja asing, namun kualitas SDM di daerah ini akan terus ditingkatkan.”Pengalaman di Morowali awalnya didominasi tenaga asing sebanyak 26 ribu orang, saat ini tinggal 2.800 orang Tionghoa. Namun dalam perjalanan waktu mereka tergantikan dengan lulusan politeknik yang ada disana untuk dipekerjakan di perusahaan tersebut, maka kita juga akan buat hal yang sama di Weda Bay Nickel,” ujar Luhut.
Luhut meminta agar semua tidak ribut tanpa solusi, sebab pihaknya akan selalu mengawasi perusahaan ini. “Di perusahaan ini ada Perancis, Tiongkok dan Antam yang akan bermain disini. Masyarakat Maluku Utara diminta bekerjasama mebuat yang terbaik untuk negeri ini, terutama di bidang pendidikan lebih ditingkatkan,” pinta Luhut.
President Direktur PT Indonesia Weda Bay Industri Park (IWIP) Mr, Xiang mengungkapkan, IWIP merupakan perusahaan patungan tiga investor Tiongkok yakni Tsingshan, Huayou dan Zhenshi. Menurutnya, kawasan industri ini akan dibangun di Weda Bay, letaknya di desa Lelilef Kecamatan Weda Tengah kabupaten Halmahera Tengah, provinsi Maluku Utara (Malut).
Total investasi mencapai US$ 10 miliar yang merupakan realisasi dari perjanjian antara Eramet Group (Perancis) dan Tsingshan dan patner local PT Aneka Tambang untuk mengembangkan deposit biji nickel dan 30kt/Ni Nickel Pig Iron smelter pertama dalam kawasan industri Weda Bay Nickel.
Dikatakan, IWIP akan menjadi kawasan industri terpadu pertama di dunia yang mengolah sumber daya mineral dari mulut tambang menjadi produk akhir berupa baterai kendaraan Listrik dan besi baja. Dijelaskan, tak hanya memfasilitasi kegiatan pemurnian logam, tetapi kawasan industri ini bertujuan menarik berbagi kalangan investor untuk membangun fasilitas pengolahan industri hilir meliputi Nickel Sulfate (NiSO4), NCM/NCA, prekursor, sampai menghasilkan produk akhir berupa Li-ion baterai untuk kendaraan listrik sesuai target Presiden Joko Widodo produksi mobil listrik akan mencapai 20% dari total produksi kendaraan nasional di Indonesia pada tahun 2025.
“IWIP dan para tenant akan berdedikasi memperkenalkan teknologi mutakhir yang berkelanjutan di Indonesia dan menjalankan usahanya sesuai dengan kaidah perundang-undangan perlindungan lingkungan hidup sehingga memberikan kontribusi bagi kepentingan masyarakat lokal sekaligus perindustrian nasional Indonesia,” papar Mr Xiang.
Untuk investasi tahap pertama kata Mr Xiang senilai US$ 5 miliar diharapkan akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi lokal seperti lapangan pekerjaan baru yang menyerap kurang lebih 15.000 tenaga kerja lokal, pertumbuhan GDP di provinsi dan di kawasan regional serta meningkatkan laju perkembangan industri secara keseluruhan di wilayah Indonesia Timur.
“IWIP tetap berkomitmen mengedepankan, mengikuti kaidah prinsip pembangunan yang berkelanjutan dengan mengedepankan perlindungan lingkungan dan pembangunan sosial di kawasan industri dan sekitarnya,” ujarnya. (red/abl)