Cita Mineral (CITA) bidik produksi 9 juta ton metallurgical grade bauxite tahun ini
Cita Mineral (CITA) bidik produksi 9 juta ton metallurgical grade bauxite tahun ini ILUSTRASI. Direksi PT Cita Mineral Investindo Tbk usai paparan publik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan bisa memproduksi Metallurgical Grade Bauxite (MGB) hingga 9 juta ton di sepanjang tahun ini. Jumlah itu nyaris dua kali lipat dari realisasi produksi tahun lalu yang berada di angka 4,6 juta ton.
Direktur CITA Yusak Lumba Pardede mengatakan, target produksi yang melonjak naik tersebut tak lepas dari kinerja operasional perusahaan yang semakin membaik. Selain karena bisnis komoditas bauksit dan produk turunannya yang diproyeksikan terus bertumbuh.
B "Prospek kebutuhan alumina (produk turunan bauksit) terus meningkat, tentu ini membuka peluang dan menjadi prospek bisnis yang baik bagi CITA," kata Yusak dalam public expose yang digelar Kamis (27/6).
Hanya saja, Yusak mengatakan bahwa serapan domestik untuk MGB masih rendah. Sehingga, porsi penjualan ke dalam negeri masih berkisar di angka 20%, sedangkan sisanya diserap oleh pasar ekspor.
Untuk pasar ekspor, Yusak mengatakan bahwa hampir seluruh MGB yang diproduksi CITA diserap oleh pasar China. Meski tak menyebut secara detail, namun Yusak mengatakan bahwa CITA tengah membuka peluang untuk menjajaki pasar dari negara lain.
Hanya saja, sambung Yusak, pasar yang paling potensial masih berasal dari China. Hal itu lantaran industri yang paling banyak menyerap bauksit dan produk turunannya berada di Negeri Tirai Bambu itu.
"Sudah ada pembicaraan dengan beberapa buyers, tapi masih dari China karena penyerap mayoritas. Tapi tidak menutup kemungkinan buyers dari negara lain selama spesifikasinya memenuhi," jelas Yusak.
Sementara untuk pasar dalam negeri, CITA memasok MGB ke fasilitas pemurnian dan pengolahan milik PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW). Adapun, WHW merupakan entitas anak yang 30% sahamnya dimiliki oleh CITA.
Yusak mengklaim, WHW menjadi yang pertama dan masih satu-satunya smelter bauksit di Indonesia yang bisa mengolah MGB menjadi Smelter Grade Alumina (SGA). Adapun, smelter yang berlokasi di Kalimantan Barat itu mampu menghasilkan hingga 1 juta ton SGA per tahun.
Dengan serapan pasar domestik MGB yang masih sangat terbatas itu, Yusak berharap hilirisasi mineral pada komoditas bauksit bisa berjalan, yang tergambar dari banyaknya smelter yang bisa mengolah MGB. Apalagi, sambung Yusak, ekspor mineral mentah akan ditutup mulai tahun 2022.
"Jadi kalau mau pertambangan (bauksit) tetap tumbuh, smelter harus dikejar. Karena sekarang meski produksi banyak, namun hanya terserap sekitar 1 juta saja," ujar Yusak.
Adapun, untuk realisasi produksi, Yusak mengatakan bahwa hingga Kuartal I CITA sudah memproduksi 1,9 juta ton MGB. "Kalau sampai dengan April sudah 2,7 juta ton," jelasnya.
Saat ini, CITA mengantongi kuota ekspor MGB sebanyak 3,28 juta ton yang telah diperoleh pada Oktober tahun lalu. Untuk mengoptimalkan penjualan, CITA akan mengajukan tambahan kuota ekspor hingga 4 juta ton. "Jadi rencananya sekitar 7,2 juta ton untuk ekspor, sisanya lokal. Jadi kurang lebih 9 juta ton (sesuai target produksi)," tandas Yusak