JAKARTA – Program pembangunan pembangkit listrik berdaya 35.000 MW bakal tidak selesai sesuai target 2019. Pasalnya, sejumlah kasus tender pembangkit 35.000 MW yang bermasalah seperti PLTU Jawa 5, PLTGU Jawa 1, PLTU Sumsel 9 dan 10, serta PLTU Jawa 7 bisa berdampak mundurnya penyelesaian program nasional tersebut tepat waktu.
Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Fadel Muhammad menyesalkan pelaksanaan tender pembangkit yang bermasalah tersebut.
“Ya disayangkan pelaksanaan banyak masalah juga harus dikoreksi,” ujar Fadel politisi Partai Golkar di Jakarta, Selasa (30/8).
Lebih lanjut Fadel menegaskan, Komisi VII akan memanggil pemerintah dan PLN untuk meminta klarifikasi atas sejumlah kasus tender pembangkit tersebut.
“Mereka akan dipanggil di Komisi VII untuk klarifikasi,” tambahnya.
Pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, PT PLN (Persero) harus bekerja keras dan lebih fokus dengan melakukan terobosan-terobosan agar bisa mempercepat proyek 35.000 MW.
Salah satu upaya mempercepat proyek adalah mengintegrasikan antara pasokan energi primer dan permintaan listrik. Lanjut Fahmy, PLN tidak perlu mengubah target, tetapi melakukan percepatan dengan mengintegrasikan pembangunan PLTU, PLTGU, dan PLTP dengan pembangunan infrastruktur pasokan energinya.
“Tanpa integrasi jangan harap target PLN akan tercapai,” kata peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM itu.
Dikatakannya, upaya integrasi itu akan memberikan kepastian kepada investor untuk masuk dalam program pembangunan 35.000 MW. Dia juga bilang, kalau mendasarkan hanya pada kebutuhan listrik di seluruh Indonesia, maka program 35.000 MW memang sudah tepat.
“Kebutuhan listrik tersebut selain meningkatkan jangkauan listrik di seluruh Indonesia, juga dibutuhkan bagi pengembangan industri mencapai pertumbuhan ekonomi di atas enam persen,” katanya.
Untuk diketahui, program 35.000 MW mencakup 109 proyek yang terdiri atas 35 pembangkit dikerjakan PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek oleh swasta (independent power producer/IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW.
Berdasarkan data PLN hingga kuartal pertama 2016, kapasitas pembangkit yang sudah dibangun 397 MW atau masih 1,1 persen dari total target 35.000 MW. Untuk tahap konstruksi mencapai 3.862 MW atau 10,9 persen, perencanaan 12.226,8 MW atau 34,4 persen, pengadaan 8.377,7 MW atau 23,6 persen, dan kontrak jual beli (power purchase agreement/PPA) 10.941 MW atau 30,8 persen.
Demikian pula, PLN baru membangun 2.712 km transmisi dari target 46.597 km pada periode sama.