Divestasi lima anak usaha, AKR Corporindo (AKRA) fokus ekspansi di Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melikuidasi anak usahanya di China, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA, anggota indeks Kompas100) semakin fokus menggelar ekspansi bisnis di Indonesia. Apalagi lini usahanya, yaitu salah satu kluster di mega proyek Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) yang dibangun AKRA bersama Pelindo III resmi disewa oleh PT Freeport Indonesia.
Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu menyatakan Freeport akan menyewa lahan JIIPE, tepatnya kluster smelter seluas 100 hektare (ha).
"Kabar baik untuk kami karena Freeport telah mengumumkan akan membangun smelter di JIIPE. Mereka sewa lahannya dengan luas 100 ha," ujar Suresh kepada Kontan.co.id, Rabu (25/9).
Suresh menyebutkan, lahan yang disewa Freport termasuk dalam pembangunan JIIPE tahap satu. Adapun pembangun di tahap satu seluas 800 ha dari total 3.000 ha. Pada tahap pertama, AKRA mengoperasikan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) 23 megawatt (MW), 112 hektare area reklamasi, dermaga 500 meter dengan kedalaman 14 meter, serta jembatan 430 meter.
Sedangkan untuk tahap kedua, kata dia, sudah 300 ha lahan yang tergarap. Dengan demikian hingga saat ini lahan yang tergarap seluas sekitar 1.100 ha. Tahap kedua akan dikembangkan mulai 2019 hingga 2022 mendatang.
Suresh juga menyatakan investasi untuk tahap satu dan dua telah menyerap dana sekitar Rp 5 triliun. Bisnis tersebut diharapkan memberikan kontribusi pendapatan berulang (recurring income) untuk AKRA sebesar 15%-20% secara konsolidasi.
Nantinya di tahap kedua pembangunan JIIPE, AKRA akan membangun kawasan industri serta menambah kapasitas PLTG sebesar 500 MW.
Selain fokus ekspansi di JIIPE, AKRA juga akan mengembangkan joint venture bersama British Petroleum (BP). AKRA menggandeng BP di bisnis bahan bakar minyak (BBM) ritel.
AKRA berniat menambah jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hingga 20 SPBU di sepanjang tahun ini. AKRA telah membangun 10 SPBU di Jabodetabek, Surabaya, dan Jawa Barat. Dana investasi pada lini bisnis BBM ritel itu sebesar US$ 40 juta per tahunnya.
Perusahaan juga menargetkan memiliki 350 pompa bensin di tahun 2028 melalui joint venture tersebut.