EKSPOR MINERAL, Toshida Indonesia Dapat Peringatan Terakhir
Bisnis.com, JAKARTA - Rekomendasi izin ekspor bijih nikel PT Toshida Indonesia terancam diberhentikan sementara lantaran perusahaan tersebut diduga menyalahi sejumlah aturan.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Susigit mengatakan, ada dua temuan lapangan terkait kegiatan penambangan perusahaan yang tidak sesuai dengan pelaporan yang diterima Kementerian ESDM.
Bambang mengungkapkan pihaknya mendapat laporan bahwa perusahaan tambang yang melakukan kegiatan penambangan di Kolaka, Sulawesi Tenggara tersebut disinyalir melakukan ekspor dengan menggunakan produksi di luar tambangnya.
“Dia (Toshida) harus klarifikasi semua yang ditemukan oleh pengawas kami. Saya dapat info dari luar bahwa dia mengambil bukan dari tambangnya,” ujar Bambang kepada Bisnis, Kamis (16/8/2018).
Kemudian temuan lainnya, yakni Toshida dilaporkan dalam kegiatan ekspornya diduga menggunakan pelabuhan lain yang tak sesuai izin yang dimiliki.
“Setelah kami cek, yang bener pelabuhan di situ ada dua. Jadi bisa dipakai dua-duanya, tapi yang dilaporkan hanya satu,” kata Bambang.
Oleh karena itu, Bambang meminta Toshida untuk segera mengubah dan memperbarui laporannya. Perusahaan tersebut sudah tiga kali berturut-turut tidak melaporkan kegiatan produksi dan ekspornya. Adapun laporan tersebut seharusnya diberikan setiap bulan.
Terkait hal tersebut, Kementerian ESDM telah memberikan peringatan terakhir kepada Toshida. Bambang mengatakan, pihaknya memberikan waktu 60 hari sejak surat peringatan terakhir diberikan kepada Toshida untuk segera menyampaikan laporannya dan memberikan klarifikasi terhadap temuan-temuan lapangan tersebut. Surat peringatan terakhir telah diberikan sejak Juli lalu.
Bila dalam batas waktu yang diberikan Toshida tak juga segera menyerahkan laporan terbarunya, Kementerian ESDM kemungkinan akan memberhentikan sementara izin ekspor perusahaan tersebut.
Adapun Thosida Indonesia membangun smelter di Kolaka, Sulawesi Tenggara, melalui PT Asia Mining Minerals. Kemajuan fisiknya tercatat baru mencapai 2,8%. Sedangkan dalam rencana evaluasi 6 bulanan, kemajuan fisik pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter perusahaan realisasinya ditargetkan mencapai 8,41%.
Toshida Indonesia mendapatkan rekomendasi ekspor nikel sejak 11 Januari 2018 yang mencapai 1,95 juta wet metric ton (wmt) per tahun. Sampai saat ini, realisasinya tercatat baru mencapai 281.495 wmt.
Sementara itu, sudah ada empat perusahaan tambang mineral mentah yang izin ekspornya telah diberhentikan sementara. Keempatnya terdiri atas tiga perusahaan tambang nikel, yakni PT Surya Saga Utama, PT Modern Cahaya Makmur, dan PT Integra Mining Nusantara , serta satu perusahaan tambang bauksit, PT Lobindo Nusa Persada.