JAKARTA – PT Energi Nusantara Merah Putih (ENMP) melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan para tenant di Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan, untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) 600 MW.
Presiden Direktur ENMP Westana H Wiraatmadja mengatakan, kebutuhan listrik akan dipenuhi seiring dengan perkembangan industri di Bantaeng. “Dengan adanya HoA ini, kami akan menanyakan kepada para smelter berapa kebutuhan listrik untuk tahun ini dan ke depannya. Setelah itu baru kami hitung berapa kebutuhan gasnya,” ujarnya di Jakarta kemarin.
ENMP bersama anak perusahaannya, PT Pasifik Agra Energi, sebagai pemilik dan pembangunan terminal penerima angas alam cair( LNG) dan PT Power Merah Putih sebagai pemilik dan pembangun PLTGU dengan kapasitas 600MW akan bekerja untuk menjamin ketersediaan energi di Kawasan Industri Bantaeng serta menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat distribusi gas alam cair untuk kawasan Indonesia Tengah dan Timur.
Kedua proyek ini sedang dalam tahap pengembangan dengan total investasi sebesar USD980 juta. ENMP juga menggandeng perusahaan asal Filipina, Atlantic, Gulf and Pacific Company (AG&P) yang ahli dalam membawa LNG atau gas alam ke pasar off-grid dengan infrastruktur standar pragmatis dan jalur cepat. “AG&P sangat senang untuk mendukung proyek penting nasional ini di Bantaeng.
Kami berharap dalam waktu singkat LNG tersedia bagi pembangkit listrik dan pengguna industri serta konsumen di seluruh Sulawesi Selatan dan para pulau terdekatnya,” ujar Chief Financial and Head of Commercial AG&P Abhilesh Gupta. Saat ini proyek dalam tahap detail engineering dan diharapkan mencapai financial closing dalam jangka waktu satu tahun dan dilanjutkan dengan konstruksi.
“Pembangunan power plant akan dimulai pada kuartal pertama 2018 selama 2-3 tahun,” ujar Westana. Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah mengatakan, listrik menjadi kebutuhan dasar bagi industri di Banteng. Untuk membangun industri smelter dibutuhkan energi listrik yang besar agar dapat memenuhi kebutuhan listrik para tenant.
“Bantaeng akan menjadi salah satu pusat pengolahan nikel terbesar di dunia. Tentunya akan memberikan sumbangsih yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia dan Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Bantaeng,” ujarnya.