a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Ekspor Bijih Nikel Dilarang, Ini Rekomendasi Sucor Sekuritas untuk ANTM & INCO

Ekspor Bijih Nikel Dilarang, Ini Rekomendasi Sucor Sekuritas untuk ANTM & INCO
Bisnis.com, JAKARTA -- Keputusan pemerintah untuk mempercepat kebijakan larangan ekspor bijih nikel kadar rendah dari 2022 menjadi awal 2020 memoles laju saham emiten produsen komoditas itu di pasar modal.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengumumkan secara resmi, Senin (2/9/2019), bahwa keran ekspor bijih nikel kadar rendah akan berhenti pada 31 Desember 2019. Langkah itu ditempuh untuk menjamin kebutuhan fasilitas pemurnian di dalam negeri.


Kebijakan pemerintah mempercepat larangan ekspor bijih nikel turut menyeret harga komoditas tersebut. Pasalnya, Indonesia disebut berkontribusi 28% terhadap total pasokan nikel di dunia.

Hasan, Analis Sucor Sekuritas, dalam risetnya menyebutkan bahwa dengan adanya larangan tersebut akan membuat defisit pasokan bijih nikel hingga 100.000 ton pada 2020.


Dari larangan yang dipercepat tersebut, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) akan mendapat keuntungan terbesar dari kenaikan harga bijih nikel karena perusahaan 100% menjual nikel olahan, nikel matte.

Sementara untuk PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), kontribusi bijih nikel terhadap laba kotor perusahaan adalah sekitar 30%-40%.

Dengan demikian, dalam jangka pendek, perusahaan akan terkena dampak negatif dari kebijakan ini karena mulai tahun depan perusahaan akan kehilangan kontribusi bijih nikel.

"Meskipun demikian, kami meyakini perusahaan akan meningkatkan tingkat pemanfaatan smelter Nusa Halmahera tahun depan, tetapi predisksi itu tidak akan sepenuhnya mengimbangi kontribusi bijih nikel," sebutnya.

Sucor Sekuritas menyematkan status overweight untuk sektor tambang logam dengan proyeksi pertumbuhan peningkatan akan lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan pasokan.

Untuk INCO, diprediksi pada kuartal III/2019, dengan kembali beroperasinya pembangkit listrik tenaga air yang terhenti sejak April 2019 yang akan menurunkan konsumsi diesel sebesar 48% dibandingkan dengan kuartal II/2019.

“Kami memperkirakan perusahaan akan membukukan pertumbuhan kuartalan yang positif,” jelasnya.

Sucor Sekuritas merekomendasikan beli untuk INCO dengan target harga Rp4.270. Sementara itu, saham ANTM direkomendasikan hold dengan target harga Rp1.000.