JAKARTA - PT Antam (Persero) Tbk masih optimistis nilai penjualan emas masih akan terus meroket. Dibandingkan harga komoditas lainnya seperti nikel, harga emas masih jauh lebih tinggi pada tahun ini.
"Kalau nikel alami peningkatan juga dalam sebulan ini sebesar USD4,20 sekitar Rp10.600 Tahun lalu bergerak Rp8.000 sampai Rp9.000," jelasnya Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/8/2016).
"Emas lebih fantastis lagi, karena sudah apresiasi 27 persen '. Internal kami melihat potensi emas itu masih terus berlanjut," imbuhnya.
Tahun 2015 lalu, 75 persen dari total pendapatan perseroan disumbangkan oleh penjualan emas. Tahun ini, ditargetkan penjualan emas akan lebih memberikan kontribusi yang besar bagi total pendapatan perseroan.
"Tahun 2015 kami lihat 75 persen dari emas. Tahun ini dengan perbaikan harga kami akan fokus dan terus bekerja untuk peningkatan penjualan emas. Saat ini saja penjualan telah mencapai 5,3 ton dari tahun ini 11 ton. Kita harapkan bisa meningkat," imbuhnya. Saat ini, lanjutnya, sudah peningkatan permintaan nikel dan bauksit memang meningkat hal ini berkaitan dengan peningkatan pembangunan smelter yang kita akan menjadi salah satu instrumen yang ditawarkan oleh Antam untuk menampung dana tax amnesty. Permintaan pun mencapai 6 juta metric ton per tahun.
"Waktu kita masih boleh ekspor 9 juta metric ton , memang tidak menutup revenue. Ini terus berkembang karena masih banyak smelter dalam tahap penyelesaian," jelasnya. Peningkatan permintaan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja produksi tahun ini. Penjualan nikel ditargetkan dapat meningkat dibandingkan realistis semester I-2016 sebesar 8.304 ton nikel dalam feronikel (TNi). Sementara, untuk emas ditargetkan mencapai diatas 1.015 kg yang merupakan realisasi pada semester I-2016 lalu.