Energy Watch: Hilirisasi Nikel Jadi Langkah Strategis Industri Minerba
Jakarta, HanTer - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong pembangunan hilirisasi industri nikel, sebab Indonesia menyimpan banyak sumber daya nikel. Sehingga kedepan Indonesia akan menjadi pemain penting dalam percaturan industri nikel dunia.
Hal itu seiring dengan akuisisi 20 persen saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) atau MIND ID, dengan begitu kapasitas MIND ID dalam menggenjot hilirisasi produk nikel akan bertambah.
Selain itu, Erick Thohir mengungkapkan MIND ID akan memiliki akses strategis untuk mengamankan pasokan bahan baku industri hilir nikel Indonesia baik untuk menjadi stainless steel maupun baterai kendaraan listrik.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyambut positif langkah Erick Thohir untuk mengembangkan potensi nikel Indonesia, hal itu merupakan langkah strategis untuk industri minerba Indonesia.
“Saya menyambut baik pembelian ini, saya kira dengan langkah ini menjadi langkah strategis industri mineral kita terutama dari Inalum, Dengan ini harapanya nanti kedepan bisa membantu keuangan Inalum dan juga setidaknya penerimaan negara dari sektor mineral pun meningkat, ini langkah strategis karena cadangannya juga kan masih cukup besar,” kata Mamit, Kamis (22/10/2020).
Mamit menambahkan hilirisasi indutri minerba ini diyakini juga akan meningkatkan nilai tambah seperti halnya kemampuan Indonesia untuk memproduksi electric vehicle (EV) Battery sendiri yang kemudian diekspor ke luar negri.
“Sangat mungkin sekali dan sekarang Vale sudah punya smelter, setidaknya ini bisa meningkatkan added value dari mineral yang dihasilkan begitu,” ungkapnya.
Lanjut Mamit, ditengah era elektrivikasi, salah satunya pengembangan kendaraan bermotor listrik, kedepan harapan Indonesia untuk menjadi produsen Battery dunia bisa terwujud untuk.
”Saya kira mimipinya kita, mimpi bangsa ini, kita menjadi produsen Baterai ditengah elektrival ini mulai berkembang, memang untuk pasar dalam negri masih kecil, tetapi kita harus melihat mungkin kedepan ketika kita mejadi pasar terbesar ataupun produsen terbesar kita bisa melakukan ekspor,” tuturnya.
Lebih lanjut, Mamit berharap Pemerintah dapat mengundang investor perusahaan mobil listrik internasional untuk menanamkan investasinya di Indoneisa, karena ketersediaan akan kandungan nikel yang dimiliki Indonesia.
“Jadi ada add value yang lain juga kedepan di lapangan, seperti lapangan pekerjaan terus juga program untuk menggunakan kendaraan litrik semakin berkembang, jadi ada banyak value positif yang didapatkan kalau memang ini sesuai dengan yang direncanakan,” tuntasnya.
Sebelumnya, Erick Thohir menyampaikan pembelian saham Vale Indonesia oleh MIND ID sesuai dengan mandat BUMN untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan juga hilirisasi industri pertambangan nasional, terutama nikel domestik nikel sehingga akan menghasilkan produk domestik nilai ekonomis hingga 4-5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu.
“Dengan menjadi pemegang saham terbesar kedua, MIND ID akan memiliki akses strategis untuk mengamankan pasokan bahan baku untuk industri hilir nikel Indonesia. Baik untuk hilirisasi industri nikel menjadi stainless steel, maupun menjadi baterai kendaraan listrik,” kata Erick.
Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel, bahan baku utama EV Battery, terbesar dunia yang menguasai 27% kebutuhan pasar global.
Sejak kebijakan ekspor nikel dilarang per 1 Januari 2020, MIND ID ditantang untuk melakukan inovasi dan restrukturisasi model bisnis dalam industri ini, sekaligus meningkatkan value chain dari nikel nusantara yang berlimpah
Tak hanya pembangunan pabrik lithium-ion yang rencananya di dekat dua tambang nikel milik PT Antam di Tanjung Buli, Halmahera Timur dan di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara agar bisa berkompetisi di pasar EV Battery dunia yang 27,9% dikuasai China.
MIND ID juga akan fokus terhadap nikel sebagai core business dengan membangun ekosistem pengembangan industri jenis mineral ini demi hilirisasi produk dalam negeri serta membuka peluang untuk bekerja sama.