a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Fact or Fake: Kawasan Industri Morowali Dikuasai Pekerja China dan Dimanjakan Fasilitas Mewah?

Bisnis.com, MOROWALI – Morowali, sebuah kabupaten di Sulawesi Tengah, mendadak ramai diperbincangkan publik belakangan ini, terutama soal banyaknya tenaga kerja asing asal China yang bekerja di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Area IMIP yang berada di Kecamatan Bahodopi, Kaputen Morowali terletak di pinggir laut, tampak seperti kebanyakan kawasan industri lainnya. Kawasan pusat industri pengolahan nikel terintegrasi ini berdiri di lahan seluas 2.000 hektare dan terus dikembangkan menjadi 3.000 Ha.

Lokasi smelter memang cukup berjarak dari pusat kota Kabupaten Morowali Utara. Namun, karena kawasan industri terintegrasi ini menyerap lebih dari 28.000 tenaga kerja langsung, pemukiman warga dan kontrakan pun bertumbuhan di sekitar kawasan industri.
Sejak 2014 beroperasi, smelter ini sudah memberikan devisa ataupun peningkatan geliat ekonomi daerah.

Kendati demikian, dari sini juga beragam isu miring seputar tenaga kerja asing (TKA) China bergulir. Sebut saja, terkait dengan ratusan ribu TKA asal China yang bekerja di kawasan ini serta isu halangan tenaga kerja lokal untuk melakukan ibadah.
Kabar berita yang sangat perlu dipastikan kebenarannya, lebih menarik menjadi obrolan dari pada menguatnya industri nasional setelah smelter berbasis nikel pertama di Indonesia ini beroperasi.

Berikut fakta-fakta yang didapatkan Bisnis, seusai meninjau kawasan IMIP dan mewawancarai berbagai pihak:

1. TKA asal China
Berdasarkan data IMIP per 31 Juli 2018, estimasi tenaga kerja yang terserap dalam industri pendukung kawasan IMIP (kontraktor, supplier) berjumlah sekitar 53.594 pekerja.
Khusus tenaga kerja lokal yang bekerja langsung di kawasan IMIP tercatat 25.447 orang, sementara tenaga kerja asing asal China sebanyak 3.121 orang.
Dari komposisi tenaga kerja langsung, maka dapat disimpulkan sebanyak 10,9% tenaga kerja asing bekerja di kawasan IMIP. Akses TKA China sangat dibatasi, mereka dilarang keluar kawasan industri, kecuali dalam keadaan darurat. Hal ini dilakukan untuk memperkecil potensi gangguan keamanan.

2. Keberadaan Tempat Ibadah
Dalam pengamatan Bisnis, di dalam kawasan IMIP setidaknya terdapat 4 masjid dan 5 musala, dan tengah dibangun 4 musala lagi. Tempat ibadah tersebut dapat menampung umat sebanyak 3.500 orang. Berdasarkan informasi dari perusahaan, di setiap site project, disiapkan musala.
Selain di dalam kawasan, IMIP juga mempersiapkan pembangunan masjid dan gereja di rusunawa untuk pekerja. Sejauh ini ada 11 tower rusunawa yang dapat menampung 5.000 pekerja. Adapun tower rusunawa yang dibangun oleh PT IMIP sebanyak 8 tower, sementara Kementerian PUPR sebanyak 3 tower.

3. Dapur Karyawan
Ada dua dapur skala besar yang disiapkan pengelola kawasan industri, untuk tenaga kerja lokal dan China.
Kantin dan dapur TKA China, relatif lebih bersih. Hal ini tampak dari aroma pembersih lantai yang menyengat saat Bisnis memasuki ruangan tersebut.

Saat menyambangi kantin dan dapur TKA China sekitar pukul 10:00 WITA, terlihat para pekerja lokal membersihkan lantai kantin.

Sementara itu, di dapurnya terdapat area terpisah untuk mengolah mie, sayur dan daging. Tampak pula cool storage untuk penyimpanan daging.
Kantin dan dapur Indonesia, tampak terpisah. Suasana kantin, terlihat lebih ramai, karena banyak karyawan yang mulai mengantre untuk mengambil jatah makan siang. Setidaknya, dari kantin ini, ada sekitar 20.000 porsi makan disiapkan tiap harinya yang terbagi atas 4 shift.
Luas dapur tampak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan dapur China. Area pengolahannya juga tampak dua kali lipat lebih besar. Untuk memenuhi kebutuhan makan karyawan, dapur umum ini memerlukan setidaknya 2 ton lauk tiap harinya.



4. Fasilitas pendukung kawasan
Syarat utama menjadi kawasan industri terintegrasi adalah lengkapnya sarana pendukung. Hal ini dipenuhi oleh IMIP, denganyiapka berbagai sarana pendukung.
Pembangkit listrik, PLTU dengan kapasitas 1.130 megawatt dan dalam proses pembangunan PLTU dengan kapasitas sebesar 2 x 350 MW. Saat ini, PLTU yang ada di kawasan industri ini pun menyalurkan 5 MW ke transmisi PLN dan ikut membangun kabel transmisi sepanjang 40 kilometer.
Pelabuhan khusus dengan 2 dermaga dengan kapasitas 100.000 dwt, dan 25 jetty dengan kapasitas tampung 3.000 dwt sampai 30.000 dwt. Kemampuan bongkar muat pada 2017 mencapai 20 juta ton, sementara tahun ini diproyeksi mencapai 30 juta ton.
Bandara khusus. PT IMIP saat ini sedang membangun bandara khusus untuk mobilitas karyawan ke berbagai daerah. Bandara ini dibangun di atas lahan 110 Ha, dengan panjang landas pacu sepanjang 1.800 meter. Nantimya pesawat jenis Cesna Caravan, ATR-72, dan embrarer ERJ-145 dapat mendarat.
Rusunawa karyawan. Fasilitas hunian pekerja disiapkan PT IMIP, terdiri dari 8 tower rusunawa yang dibangun perusahaan sementara 3 tower dibangun pemerintah.



5. Potensi masalah sosial
Pemerintah daerah perlu melakukan perencanaan tata kota, seperti penataan hunian atau pemukiman, sanitasi, tempat pembuangan sampah, rumah sakit hingga transportasi umum. Dalam pengamatan Bisnis, terlihat masyarakat membuang sampah sembarangan, dan banyak genangan air yang berpotensi penyebab demam berdarah.


6. Sarana telekomunikasi
Tidak semua titik di kawasan industri, atau bahkan di Morowali dapat mengakses jaringan 4G. Dari tiga provider (Telkomsel, Indosat, XL) yang di coba diaktifkan, hanya Telkomsel yang dapat digunakan.