Freeport Akui Ada Penurunan Produksi Emas dan Tembaga
JAKARTA - PT Freeport Indonesia mengakui adanya penurunan produksi emas maupun tembaga. Hal ini yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua.
"Jadi penurunan produksi tersebut kemudian berdampak pada perekonomian Papua, terutama pada penerimaan dari pajak dan royalti," ujar Juru Bicara Freeport Indonesia Riza Pratama, di Jakarta, Rabu (8/5/2019).
Mesk adanya penurunan produksi, Freeport menegaskan tidak adanya perubahan di sisi karyawan dalam artian pengurangan pekerja.
"Kita tahu perekonomian Timika kan di-drive dengan karyawan. Kita enggak ada perubahan karyawan," kata dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan turunnya produksi tambang PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika menyebabkan pertumbuhan ekonomi Bumi Cenderawasih berkontraksi sebesar minus 20,13% pada triwulan pertama 2019 jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Papua Eko Mardiana mengatakan, kontraksi pertumbuhan ini disebabkan terutama karena lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi cukup dalam hingga minus 51,52% akibat turunnya produksi tambang Freeport.
"Produksi bijih logam PT Freeport pada triwulan pertama mengalami penurunan produksi diakibatkan masa transisi penambangan dari tambang terbuka (open pit) ke tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC)," katanya, di Jayapura.