JAKARTA –PT Freeport Indonesia mulai membangun smelter di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur. Awalnya, smelter perusahaan tambang asal Amerika Serikat rencananya dibangun di lahan milik PT Petrokimia Gresik.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Bambang Susigit mengatakan, perubahan lokasi smelter itu berdasarkan laporan progres pembangunan yang diajukan oleh Freeport. “Keputusan (dibangun) di JIIPE itu sudah sejak Januari 2017 lalu,” kata Bambang di Jakarta, Senin (19/3).
Bambang menuturkan, perubahan lokasi smelter berdampak pada perhitungan kemajuan pembangunan smelter. Pasalnya, kemajuan proyek smelter di lahan Petrokimia sudah mencapai 13,5%, sedangkan progres pembangunan di JIIPE sudah mencapai 2,4%. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi Surveyor Indonesia. Evaluasi itu dilakukan setiap enam bulan sekali terhitung sejak Freeport mengantongi rekomendasi ekspor konsentrat pada Februari 2017 lalu.
“Evaluasi sekarang real pengeluarannya berapa. Dana jaminan tidak lagi dihitung seperti dulu. Makanya yang di (lahan) Petrokimia bisa 13,5% karena dana jaminan dihitung,” tuturnya.
Dikatakannya, pertimbangan Freeport menetapkan lokasi smelter di JIIPE berdasarkan sejumlah pertimbangan. Selain luas wilayah, lokasi smelter dekat dengan pelabuhan. Dengan begitu memudahkan proses pengapalan hasil pemurnian konsentrat tembaga. Ketersediaan suplai energi yang dijamin oleh kawasan industri melalui JIIPE juga menjadi pertimbangan. “Untuk kapasitasnya sama tetap 2 juta ton konsentrat,” jelas Bambang.
Freeport mulai membangun smelter sejak 2014 silam. Pembangunan smelter itu seiring dengan kebijakan pemerintah yang hanya mengizinkan mineral hasil olahan untuk diekspor. Namun progres smelter Freeport belum mencapai tahap konstruksi. Pasalnya Freeport menginginkan kepastian operasi pasca kontrak berakhir pada 2021 (rap)