a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Freeport Disebut Bakal Miliki Smelter Berkapasitas 4 Juta Ton

Jakarta – Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan PT Freeport Indonesia (PTFI) akan memiliki pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) dengan kapasitas hingga empat juta ton konsentrat tembaga per tahun di Gresik, Jawa Timur.

"Jadi smelteritu kan sekarang sudah ada (pembangunan) di Gresik untuk satu juta ton. Dan kita akan tambah lagi di Gresik sampai empat juta ton," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Tambang Grasberg bawah tanah, Mimika, Papua, sebagaimana disalin dari Antara di Jakarta, kemarin.

PT Freeport Indonesia - yang kini 51 persen sahamnya dimiliki BUMN dan pemerintah daerah Papua memang sedang membangun smelterdi Gresik yang ditargetkan dapat beroperasi pada 2022. Hingga Februari 2019, progres pembangunan smelterFreeport baru mencapai 3,86 persen. Investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian itu sebesar 2,8 miliar dolar AS.

Rini berharap PT FI juga akan membangun smelterdi Papua. "Tentunya kami juga berharap, kami ingin bangun juga smelterdi Papua," ujarnya. Pembangunan smelterini amanat Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu bara (Minerba). Agar tidak mengekspor bahan mentah, perusahaan tambang diwajibkan melakukan pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah produk hasil pertambangan.

Melalui tim pengawasan independen (independent verificator), pemerintah akan mengevaluasi progres pembangunan dalam rentan waktu enam bulan sekali. Jika tidak mencapai target yang telah ditentukan setiap enam bulan, maka izin ekspor perusahaan tersebut akan dicabut.

Di kesempatan terpisah, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan lahan untuk membangun smeltertelah siap. Saat ini sedang dilakukan finalisasi Front End Engineering Design (FEED). Hingga awal tahun, proses pembangunan baru mencapai 3,86 persen karena belum memasuki tahap konstruksi. Namun, persentase itu masih sesuai rencana.

Menurut Tony, dalam tahap kurva S (rencana) seperti sekarang ini, proses pembangunan smeltermemang belum terlihat signifikan. Namun begitu sudah masuk tahap konstruksi, progresnya akan lebih cepat.

Per akhir 2018, Indonesia secara sah memiliki 51 persen saham Freeport setelah BUMN PT Indonesia Asahan Analum (Inalum) menyepakati persetujuan penjualan dan pembelian (Sales Purchase Agreement/SPA) dengan Freeport Mcmoran Inc dan Rio Tinto.

Saat ini, menurut data PT Freeport Indonesia, kepemilikan PT Freeport Indonesia adalah 26,24 persen milik PT Inalum, 25 persen PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPMM) dan 48,76 persen Freeport McMoran Inc.

Rini Soemarno meminta keberadaan tambang raksasa Grasberg yang dikelola PT Freeport Indonesia (PT FI) harus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Papua, khususnya Kabupaten Mimika.

"Pengelolaan tambang ini mampu meningkatkan dan mampu mendorong ekonomi nasional, khususnya Provinsi Papua. Itu tanggung jawab bersama Freeport dan PT Inalum. Jadi kita sudah harus meningkatkan program-program untuk masyarakat. Sehingga masyarakat Mimika dan sekitar tambang bisa menjadi mandiri jika sudah tidak ada Freeport lagi,” ujar Rini.

Saat ini, sudah 94 persen dari pendapatan asli daerah di Mimika berasal dari tambang emas dan tembaga tersebut. Rini berharap kontribusi pengelolaan tambang di Freeport dapat meluas bagi masyarakat Papua.

Adapun secara nasional, menurut data perusahaan, nilai kontribusi Freeport mencapai 2,2 miliar dolar AS dalam bentuk pajak, royalti, dividen dan pembayaran lainnya. Rini mengingatkan pemberdayaan masyarakat di wilayah pertambangan menjadi tugas berat bersama antara pemerintah dan perusahaan pengelola tambang. Menurutnya, banyak daerah-daerah yang justru tidak berkembang, setelah industri pertambangan di sana tidak lagi beroperasi.

Untuk itu, Rini meminta PT Freeport Indonesia, yang kini 51 persen sahamnya dimiliki secara gabungan oleh BUMN PT Inalum dan pemerintah daerah Papua,  membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di dekat lokasi pertambangan. Dengan begitu, roda-roda kegiatan ekonomi masyarakat di dekat lokasi tambang dapat terus bergerak.

“Ini merupakan program Presiden Joko Widodo, bagaimana masyarakat di desa dan dekat lokasi tambang itu bisa mendapatkan benefit sebesar-besarnya dari pertumbuhan ekonomi," katanya.

Menurut Rini, tambang emas dan tembaga Freeport ini merupakan salah satu aset terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. Aset yang dimiliki Indonesia bukan hanya dilihat dari keuntungan dan nilai material.