Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan progres pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) milik PT Freeport Indonesia masih on the track atau sesuai dengan jadwal.
Direktur Mineral Ditjen Minerba Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan progresnya saat ini mencapai 3,8 persen. Meskipun masih kecil, berdasarkan kunjungannya ke lokasi smelter tersebut, sudah banyak kegiatan yang dikerjakan.
"Lagi pematangan lahan, sampai diborin untuk menghilangkan airnya karena di dalamnya ada lapisan lumpurnya supaya tidak goyang, supaya stabil. Dan itu kegiatan banyak sekali," kata Yunus di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis, 19 September 2019.
FTFI telah menetapkan lokasi smelter tambang di Gresik, Jawa Timur. Rencananya pembangunan konstruksi smelter bakal dimulai tahun depan.
"Lokasinya di Gresik di Pelabuhan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) punya Pelindo sama AKR," kata Tony.
Juru bicara PTFI Riza Pratama mengatakan konstruksi akan dimulai pada pertengahan tahun 2020 di lahan sekitar 100 hektare (ha). Ia bilang pembangunannya ditargetkan selesai pada akhir 2023. Nantinya kapasitas smelter tersebut siap menampung dua juta ton konsentrat per tahun.
Adapun dana yang dibutuhkan untuk membangun smelter tersebut sekitar USD3 miliar. Saat ini pendanaan diakui berasal dari pinjaman. PTFI saat ini masih mengadakan pembicaraan dengan perbankan. Ada sekitar 15 bank baik asing maupun nasional yang berminat untuk mendanai. Saat ini, dari dana yang dibutuhkan, Tony bilang sekitar USD150 juta sudah diserap atau dibelanjakan. Uang tersebut berasal dari kas internal perusahaan.