Gaya Freeport Tingkatkan Nilai Tawar dengan Amman Mineral NTB
Bisnis.com, JAKARTA-- Lembaga riset Reforminer Institute menilai PT Freeport Indonesia sedang meningkatkan nilai tawar atau bergaining dalam penawaran kerja sama yang diajukan PT Amman Mineral Musa Tenggara Barat.
Amman telah menawarkan kepada Freeport untuk bekerja sama karena perusahaan milik Arifin Panigoro itu akan membangun smelter di Nusa Tenggara Barat berapasitas 1 juta ton dengan nilai investasi US$1,6 miliar. Pembangunan fasilitas pemurnian tersebut akan dimulai pada awal 2018.
Jika, Freeport bersedia, Amman yang dimiliki oleh PT Medco Energy International Tbk. dan PT AP Investment itu akan menambah kapasitas smelter menjadi 2 juta ton.bilai investasinya juga akan meningkat dari semula.
"Ini salah satu pertimbangan mengapa mereka belum memutuskan [menerima penawaran PT Amman]," kata Komaidi Notonegoro, menjawab bisnis, Selasa (30/5).
Freeport Indonesia dinilai akan lebih untung jika menerima penawaran Amman untuk menggunakan fasilitas dan pengolahan pemurnian konsentrat atau smelter secara bersama-sama ketimbang Freeport membangun smelter sendiri di Gresik.
Komaidi Notonegoro mengatakan kerja sama tersebut lebih menguntungkan Freeport ketimbang membangun smelter di Gresik Jawa Timur. Freeport tidak memerlukan biaya investasi yang mahal, jika menerima tawaran.
"Kalau membangun smelter sendiri membutuhkan biaya investasi yang tidak sedikit," ungkapnya.
Dia mengatakan, secara geografis, lokasi smelter di NTB juga akan menguntungkan Freeport. Lokasi tambang Grasberg di Papua lebih dekat ke NTB ketimbang di Gresik. Sehingga biaya pengangkutan bisa lebih efisien.
Komaidi berpendapat, Freeport seharusnya menyambut baik penawaran dari tim Arifin Panigoro selaku pendiri PT Medco Energy International Tbk yang memiliki saham Amman sebesar 50% itu. "Saya kira [penawaran itu] perlu dijajaki Freeport."
Namun, Freeport belum menjawab tawaran tersebut. Saat ini, Freeport tengah bernegosiasi dengan pemerintah membahas stabilitas investasi dan pembangunan smelter kedua di Gresik.
Freeport akan membangun smelter kedua di Gresik setelah mendapatkan perpanjangan kontrak selama 20 tahun atau hingga 2041. Freeport telah memiliki fasilitas pemurnian pertama di lokasi yang sama. Freeport membangun perusahaan smelter PT Smelting Gresik pada tahun 1996 dengan nilai investasi US$750 juta.
Namun, sambungnya, Freeport tentu mempunyai perhitungan sendiri dalam membangun fasilitas pengolahan konsentrat di Gresik tersebut.