Golden Energy (GEMS) proyeksikan produksi batubara capai 32 juta ton pada akhir 2020
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar dan harga batubara yang tertekan pandemi covid-19 tak membuat PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mengerem volume produksi batubaranya. Sebaliknya, produksi batubara GEMS sepanjang tahun 2020 diproyeksi bakal melewati target yang direncanakan sebelumnya.
Direktur Utama PT Golden Energy Mines Tbk Bonifasius menyampaikan, hingga September 2020, produksi batubara GEMS sudah mencapai 23,9 juta ton. Raihan itu lebih tinggi 15,8% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 sebesar 20,7 juta ton.
Dalam catatan Kontan.co.id, pada tahun ini GEMS sebenarnya memasang target produksi sebanyak 27,2 juta ton batubara. Angka itu lebih rendah dari capaian produksi pada 2019 yang sebesar 30,8 juta ton.
Namun melihat tren hingga September lalu, Bonifasius memproyeksikan batubara yang dapat diproduksi GEMS sepanjang 2020 bisa mencapai sekitar 32 juta ton.
"Kurang lebih, mudah-mudahan. Proyeksi volume produksi dan penjualan GEMS berkisar di angka budget," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (11/10).
Dari sisi penjualan, secara year to date hingga September 2020, penjualan batubara GEMS mencapai 24,6 juta ton, naik 18% dibandingkan penjualan year to date September 2019 yang sebesar 20,8 juta ton.
Bonifasius menjelaskan, di tengah pandemi covid-19 ini, porsi penjualan batubara domestik mengalami kenaikan dari 32% menjadi 38%.
"Ya kami tidak mengalami kendala penjualan yang berarti, meskipun demand menurun. Karena kami memiliki kontrak dengan end user," ungkapnya.
Apalagi, penjualan batubara lokal menunjukkan tren yang menanjak, khususnya permintaan dari smelter, PLN dan juga dari industri pulp & paper. Oleh sebab itu, peningkatan produksi disesuaikan dengan serapan pasar yang mulai naik secara bertahap.
"Kita meningkatkan produksi berdasarkan kemampuan market menyerapnya. Dan kelihatan peningkatan secara gradual berjalan," sambung Boni.
Kendati begitu, penjualan batubara GEMS tak hanya bertumpu pada pasar domestik. Untuk pasar ekspor, GEMS melakukan upaya diversifikasi pasar dan peningkatan penjualan batubara khususnya ke negara-negara di Asia Tenggara, yakni Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam dan Kamboja.
Menurut Boni, penurunan harga memang suatu keniscayaan mengikuti pergerakan pasar. Untuk itu, GEMS pun mencoba untuk menurunkan cost sehingga bisa tetap memiliki margin keuntungan meskipun ada penurunan.
"Tapi prioritas kami tetap healthy first, sesuai protokol kesehatan," imbuhnya.
Mengingat harga yang masih berfluktuasi, hingga kini Boni masih belum bisa membuka proyeksi pendapatan dan laba GEMS hingga akhir tahun nanti.
"Terkait kinerja keuangan, pendapatan maupun laba kami belum bisa memberikan gambaran, karena fluktuasi market yang cepat dan keadaan pandemi," katanya.
Merujuk pada pemberitaan Kontan.co.id, GEMS masih mencatatkan kinerja yang positif hingga Semester I-2020. Penjualan GEMS tumbuh 16,35% (yoy) di semester satu lalu menjadi US$ 527,07 juta. GEMS pun membukukan laba bersih periode berjalan sebanyak US$ 54,64 juta atau naik 50,35% (yoy). Sedangkan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tumbuh 50,32% (yoy) menjadi US$ 53,53 juta.
Hingga semester pertama lalu GEMS sudah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak US$ 6 juta dari total capex di tahun ini sebesar US$ 17 juta. Sebagian besar dana tersebut telah digunakan untuk investasi di bidang fasilitas pelabuhan dan fasilitas penunjang tambang.