Grup Harita bakal Jual Saham Cita Mineral ke Glencore
JAKARTA, inestor.id – PT Harita Jayaraya berencana menjual minoritas saham PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) kepada Glencore International Investment Ltd. Harita Jayaraya adalah bagian dari Grup Harita, kelompok usaha yang dikendalikan oleh keluarga Lim Hariyanto. Harita Jayaraya kini menguasai 90,96% saham Cita Mineral.
Direktur Harita Jayaraya Lim Gunardi Hariyanto mengatakan, pelaksanaan rencana penjualan minoritas saham Cita Mineral akan tunduk pada persyaratan dan ketentuan tertentu, yang disepakati oleh para pihak terkait. Persyaratan ini juga termasuk persetujuan pihak ketiga, termasuk dari otoritas pemerintah terkait.
“Karenanya, keberhasilan atas penyelesaian rencana penjualan saham minoritas akan tergantung pada pemenuhan atas persyaratan, ketentuan, atau persetujuan terkait tertentu,” jelas dia dalam keterangan resmi, Kamis (15/8).
Lim menambahkan, pihaknya meyakini rencana penjualan saham minoritas tidak memiliki dampak yang tidak menguntungkan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Cita Mineral.
Sementara itu, Direktur Utama Cita Mineral Investindo Harry Kesuma Tanoto mengatakan, terkait rencana Harita tersebut, seluruh pemegang saham dan pihak manapun dihimbau untuk berhati-hati saat memperdagangkan saham emiten berkode CITA ini.
Sebagai informasi, komposisi pemegang saham Cita Mineral per 30 Juni 2019 adalah Harita Jayaraya 90,96%, PT Suryaputra Inti Mulia 6,37%, dan masyarakat 2,67%. Adapun, Komisaris Utama Cita Mineral, Lim Gunawan Haryanto turut menguasai 0,25%.
Sementara itu, Glencore International Investment Ltd merupakan perusahaan investasi yang beralamat di Bermuda, Samudera Atlantik bagian utara. Perusahaan ini merupakan bagian dari Glencore International AG, yang berbasis di Baar, Swiss. Perusahaan terkenal dengan aktivitas investasi di sektor energi, komoditas pertanian, dan logam.
Tahun ini, Cita Mineral mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 180 miliar. Capex ini akan digunakan untuk membiayai operasional produksi serta perawatan jalan dan infrastruktur di area pertambangan Cita Mineral.
Perseroan menargetkan, produksi sebesar 9 juta ton metallurgical grade bauxite (MGB) sepanjang tahun ini. Target ini hampir dua kali lipat ketimbang realisasi produksi tahun lalu yang mencapai 4,6 juta ton.
Selama 2018, Cita Mineral menjual 80% MGB ke pasar internasional, utamanya Tiongkok. Sedangkan sisa 20% hasil produksi dijual ke entitas asosiasi yakni PT Well Harvest Winning Alumina Refinery. Nantinya, Well Harvest Winning mengolah MGB menjadi produk smelter grade alumina (SGA).
Sebelumnya, Direktur Cita Mineral Investindo Yusak L Pardede menjelaskan, perseroan melalui entitas usaha Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) berencana membangun fasilitas pemurnian atau smelter grade alumina tahap dua. Pabrik ini diproyeksikan menelan investasi hingga US$ 400 juta.
Sumber pendanaan ekspansi itu akan berasal dari internal dan pinjaman perbankan. Sesuai rencana, perseroan memprediksi mengantongi sejumlah tambahan pendapatan dari ekspansi smelter tersebut. Salah satunya pendapatan dari penjualan produk tambang metalurgical grade bauxite (MGB) serta pendapatan lain dari penjualan SGA lewat WHW.
Saat ini, Cita Mineral tercatat menguasai 30% saham Well Harvest Winning, sedangkan sisanya digenggam oleh China Hongqiao Group Ltd, Winning Invesment Company Ltd dan Shandong Weiqiao Aluminium and Electric Co Ltd.
Hingga semester I-2019, Cita Mineral berhasil mengantongi penjualan bersih sebesar Rp 1,81 triliun, naik 104,6% dari periode sebelumnya sebesar Rp 887,22 miliar. Penjualan terbesar tercatat pada pihak ketiga yakni Pengtai International Trading Pte Ltd yang mencapai Rp 759,63 miliar atau 41,85% dari total penjualan.
Kemudian, penjualan kepada Chalco Shandong International Trading Co Ltd mencapai Rp 450,14 miliar atau 24,8% dari total penjualan. Sementara, penjualan kepada pihak berelasi PT Well Harvest Winning Alumina Refinery mencapai Rp 200,7 miliar atau 11,06% dari total penjualan. Hingga semester I-2019, laba bersih perseroan mencapai Rp 565,1 miliar atau melonjak 81,8% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 310,8 miliar.