JAKARTA. Aluminium bergerak naik menuju level tertinggi dalam hampir tiga tahun seiring dengan kenaikan logam industri lainnya. Memudarnya ketegangan geopolitik di Korea Utara mendukung kenaikan harga aluminium.
Mengutip Bloomberg, Selasa (15/8) harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 1,6% ke level US$ 2.054,5 per metrik ton atau angka tertinggi sejak November 2014 sebelum diperdagangkan di US$ 2.053,5 per metrik ton pada pukul 12.29 waktu London. Aluminium menguat setelah jatuh 1% pada awal pekan ini.
Stok aluminium di LME turun 0,2% ke angka 1,29 juta ton setelah mencatat angka terendah dalam sembilan tahun pada 11 Agustus lalu. Herwig Schmit, Kepala Triland Metal, seperti dikutip Bloomberg menyatakan, diskon antara kontrak aluminium Shanghai Futures Exchange dan LME telah menyempit dalam beberapa pekan terakhir.
Hal itu menunjukkan rally harga didukung pembelian China. Di samping itu, harga aluminium seperti halnya nikel dan tembaga juga mendapat keuntungan lantaran investor memprediksi potensi kenaikan permintaan untuk kendaraan elektronik.
"Aluminium mengalami aksi jual agresif pada Senin kemarin, tetapi minat beli bersih meningkat dalam enam sesi beruntun," kata Alastair Munro, Analis Marex Spectron dalam sebuah catatan, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (15/8).