Harga nikel membuat kinerja kuartalan Vale Indonesia (INCO) berbalik arah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) secara tahunan tertekan oleh penurunan kinerja operasional. Meski begitu, kinerja INCO kembali membaik jika dilihat secara kuartalan. Bukan hanya operasional, tapi juga dari sisi keuangan.
Volume produksi kuartal III-2019 tercatat sebesar 19.820 metrik ton. Produksi ini meningkat 12% dibanding kuartal II-2019 sebesar 17.631 metrik ton.
Seiring dengan kenaikan tersebut, INCO juga berhasil menjual nikel dengan volume yang lebih besar. Kenaikan volume penjualannya sebesar 18% menjadi 19.998 metrik ton.
Baca Juga: Laba bersih Vale Indonesia (INCO) anjlok 99% hingga kuartal ketiga, ini penyebabnya
Kenaikan harga nikel dunia beberapa waktu lalu turut membuat kinerja keuangan INCO semakin moncer. "Kami diuntungkan oleh kenaikan harga nikel," ujar CEO & Presiden Direktur INCO Nico Canter, Kamis (24/10).
Harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) nikel INCO naik 9% secara kuartalan menjadi US$ 10.712 per ton pada kuartal III-2019. Alhasil, INCO berhasil membukukan pendapatan US$ 214,2 juta. Angka ini naik 29% dari sebelumnya US$ 165,82 juta.
Baca Juga: Ini sejumlah emiten yang kinerjanya diproyeksi membaik di kuartal III dan IV 2019
Operasional INCO juga lebih efisien selama periode tersebut. Beban pokoknya hanya naik 3% menjadi US$ 170,42 juta. Ini karena harga bahan bakar yang digunakan turun meski volume penggunaannya meningkat.
Alhasil, laba kotor INCO melompat 86% menjadi US$ 43,79 juta pada periode Juli-September. Kenaikan ini membuat INCO mencatat laba bersih US$ 26,34 juta dari sebelumnya rugi US$ 6,02 juta.