Harga timah ICDX melemah karena ekspor tersendat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sepekan harga timah dalam indeks Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) pada Jumat (11/3) di level US$ 21.283 per metrik ton. Angka ini melemah sekitar 1,17% atau sekitar US$ 21.535 per metrik ton pada sepekan sebelumnya. Adapun volatilitas tertinggi mencapai 0.62%.
Pasalnya pekan ini adalah perdagangan fisik timah pertama ICDX. Dalam transaksinya melemah 93,79% menjadi 18 lot dibandingkan periode yang sama bulan lalu.
Analis ICDX, Yoga Girta mengatakan peraturan baru dari Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (DJPLN) yang berlaku mulai 1 Maret 2019, berdampak besar pada penurunan volume ekspor.
“Karena para smelter termasuk PT Timah Tbk (TINS) harus memenuhi persyaratan baru sebelum mereka dapat mengekspor timah,” kata Yoga dalam risetnya, Senin (11/3).
Sementara itu, China menghadapi masalah pasokannya sendiri. Produksi di Myanmar tampaknya mengalami penurunan struktural karena bijih yang mudah diakses habis. Menurut ITA (International Tin Association), impor konsentrat timah China, yang sebagian besar berasal dari Myanmar, turun 25% tahun lalu.
Asal tahu saja efektif per 4 Maret 2019, ICDX telah meluncurkan kontrak fisik timah baru dengan menggunakan gudang Pusat Logistik Berikat (PLB) sebagai lokasi pengiriman setelah diperdagangkan di Bursa.
Penggunaan PLB akan membantu menghilangkan risiko dalam negeri bagi pembeli dan penjual timah dengan menjamin status hukum timah yang disimpan oleh PLB. Katanya ini dalam upaya solusi untuk isu pengiriman yang sudah melekat sejak akhir Oktober 2018.